Gunung Sorik Marapi yang saya kunjungi pada tanggal 4 Agustus 2013 untuk ke dua kalinya memberikanku pengalaman yang baru. Saya mendaki sendirian dan dalam keadaan berpuasa. Alhamdulillah saya menyelesaikan pendakian dengan sukses, meskipun tangan dan kakiku penuh luka akibat terkena duri. Karena pada saat pendakianku yang kedua ini saya kesasar selama 2 jam dan itu hampir mematahkan semangatku untuk menggapai puncak. Tiba di puncak gunung jelas saja saya sendirian dan meneikmati indahnya alam ciptaan Allah itu juga seorang diri. ini beberapa photo yang dapat saya ambil di puncak.Bay The way teman-teman jangan meniru aksi saya yang terbilang nekat ini ya. saya telah terbiasa mendaki dan menjelajah sendirian dan semua itu bukanlah tanpa alasan, katanya saat ini mendaki gunung sorik marapi harus didampingi guide dari desa tersebut yang biayanya sampai Rp 4oo.ooo,- dan kata masyarakat setempat baru saya orang pendatang yang mendaki Gunung Sorik Marapi dengan keadaan buta rute dan sendirian apalagi pendakian saya yang kedua ini sambil menjalankan perintah Allah (berpuasa) dan sempat juga salat Juhur-Asar (jamak qasar) di saming kawah Puncak Sorik Marapi ini.
Pendakian ini hampir membuatku lemah tak berdaya dengan dehidrasi yang berat, pada saat kesasar di tengah hutan saya mendengar suara "Imbo" semacam kera besar yang tidak jauh dari tempat saya karena mungkin mereka khawatir dengan kedatangan saya sehingga saya sedikit memutar rute pendakian, saya juga mendengar seperti suara kucing tetapi suranya begitu besar dan keras, dalam perjalanan saya sering menemukan kubangan tempat mandi Babi dan banyak tanda-tanda binatang buas seperti bekas cakaran-cakaran di pohon yang sudah tua, saya juga menemukan kotoran binatang seperti kotoran kerbau di tengah hutan. Beberapa burung hutan saya jumpai, saya juga sempat memegang "ulat bulu" yang besar kira-kira panjangnya 15 Cm, ulat bulu itu menambah luka di tangan saya sampai saat ini masih gatal (1minggu telah berlalau) dan beberapa bekas sedotan pacat di kaki saya yang berdampak gatal.
|
Gunung sorik marapi dilihat dari desa Dibanggor |
|
Perumahan di lokasi gunung sorik marapi beratapkan ijuk agar tidak mudah rusak akibat hawa belerang |
|
pemandangan dari puncak sorik marapi ke arah utara |
|
terlihat jalan menuju puncak gunung sorik marapi |
|
kawah |
|
saya berphoto dengan memakai kacu Pramuka |
|
saya berphoto dengan bendera Persatuan Anak Penjelajah Alam Kota Padangsidimpuan (PAPA Team) |
|
menunjuk lokasi kawah |
|
di puncak kabut |
|
Arjuna Hiqmah Lubis |
|
ini photo di perjalanan menuju kawah ada lobang yang berbentuk sep-erti gua |
|
bendera PAPA Team Kota Padangsidimpuan |
|
See you next time friend |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar