Bismillahirrohmanirrohim

Assalamualaikumwarahmatullahiwabarakatuh

Kamis, 02 Januari 2020

Mahasiswa Pascasarjana UIN Walisongo Menciptakan Instrumen Falak baru Bernama Sun Recorder

Baladena.Id, SEMARANG – Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Falak UIN Walisongo Semarang Arjuna Hiqmah Lubis berhasil menemukan instrumen baru untuk menambah koleksi instrumen dunia perfalakan. Instrumen ini dikenalkan Arjuna kepada mahasiswa UIN Walisongo saat ujian tesisnya di  Laboratorium Falak UIN Walisongo, Senin (16/12).
Sebagaimana fungsi alat ini, yakni merekam gerak harian Matahari, awalnya, instrumen ini bernama Sun Tracker Taiyo Tsuiseki (bahasa Jepang yang berarti trek Matahari), nama Sun Tracker sendiri diberikan langsung oleh pembimbing Arjuna yaitu Dr. KH. Ahmad Izzuddin, M.Ag yang juga Ketua Asosiasi Dosen Falak Indonesia. Namun karena nama Sun Tracker sama dengan nama salah satu aplikasi android dan berdasarkan masukan dari beberapa penguji yaitu Dr.H. Mahsun, M.Ag sebagai pembimbing, Drs.KH.Slamet Hambali, M.S.I dan Dr.H Nur Khorin, M.Ag sebagai penguji, Arjuna mengubah nama alatnya menjadi Sun Recorder.
“Karena sesuai dengan fungsinya, perekam data Matahari, akhirnya diberikkan nama dengan Bahasa Inggris supaya nama ini bisa dikenal dengan mudah oleh masyarakat luas. Mudah-mudahan sampai masyarakat interansional,” ucapnya.
Biasanya instrument-instrumen falak yang lain memanfaatkan bayangan benda akibat cahaya Matahari, tetapi tidak dengan Sun Recorder. Alat ini merupakan alat pertama di dunia yang menggunakan metode merekam gerak semu Matahari.  Berkat keunikan metode Sun Recorder, banyak kalangan yang mengapreseasi temuan Arjuna ini. Melalui promosi yang dilakukan Pak KH. Izzuddin yaitu salah satunya pada Mufti dari Malaysia ketika melakukan kunjungan ke UIN Walisongo. Saking senangnya, Mufti dari Malaysia ini meminta agar dibuatkan video praktek menggunakan Sun Recorder ini.
Menariknya, ide pembuatan Sun Recorder datang dari sesuatu yang tidak diduga. Berdasarkan penjelasan Arjuna, pembuatan Sun Recorder dilatarbelakangi oleh dua hal. Pertama, efisiensi waktu. Arjuna termotivasi untuk membuat alat yang dapat bekerja tanpa diawasi langsung oleh pengamat. Kedua, pengalaman  pribadinya. Atap rumah yang berlubang berhasil menginsipirasi Ajuna untuk membuat alat yang dapat merekan gerak semu harian Matahari.
“Kebetulan dapur rumah ini atapnya bolong. Otomatis setiap hari saya menyaksikan ada cahaya Matahari yang masuk dari atap sampai ke lantai. Peristiwa ini saya lihat setiap hari dengan rutin. Dari sinilah saya berpikir, bagaimana caranya untuk mengabadikan pergerakan cahaya Matahari ini,” jelas Arjuna.
Arjuna yang juga Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Muslim Pascasarjana (HIMMPAS) UIN Walisongo Semarang memiliki iktikad luar biasa untuk kemajuan Ilmu Falak. Menurut Arjuna, instrumen falak merupakan pilar eksistensi Ilmu Falak saat ini, melestarikannya merupakan suatu kewajiban. Namun saat ini, universitas yang memiliki prodi Ilmu falak masih kekurangan mahasiswa-mahasiwa inovatif oleh karena itu kita perlu sering mengadakan pelatihan pembuatan istrumen falak sebagai pemicu modifikasi ataupun penemuan istrumen falak selanjutnya.
Arjuna menegaskan “ Prodi Ilmu Falak di UIN Walisongo ini merupakan pelopor inovasi instrumen falak di Indonesia, seperti yang di samapaikan Bapak KH. Izzuddin dalam acara seminar Nasional: “Kajian Fungsional Perangkat Hisab Rukyat” pada tanggal 12 Desember 2019 yang menghadirkan pemateri dari Mahasiswa yang berhasil memodifikasi instrumen falak yaitu mas Syaoqi Nahwandi dengan modifikasi Gunter Quadrantnya dan mas Ehsan Hidayat dengan modifikasi Volvellenya. Merupakan salah satu keseriusan kita dalam menggali semua instrumen falak yang pernah ada. Apalagi dalam perkuliahan S2 Ilmu Falak KH. Izzuddin mengajarkan mata kuliah Ilmu Falak Klasik. Dan tidak lepas dari itu kita memiliki tokoh falak yang sangat inspiratif salah satunya menginspirasi saya melalui instrumennya Istiwa’ aini yaitu KH. Slamet Hambali.
“Saya melihat mahasiswa ilmu falak untuk urusan hitung menghitung dan ide-ide itu ada. Tetapi untuk mewujudkannya dalam bentuk real, mereka  masih kesulitan. Inilah salah satu kelemahan kita. Kelemahan universitas yg memiliki prodi Ilmu Falak dan insyaAllah kita bisa terus melakukan inovasi-inovasi berikutnya,”  tutur pria kelahiran Tapanuli Selatan itu.
Dikutip dari baladena.id ditulis oleh Kodrat6

TAPANULI NADEGES BLOGNYA ORANG TAPANULI

Masyarakat Tapanuli juga bisa berperan dalam mengirimkan berita tentang tapanuli, baik itu budaya, adat istiadat, peristiwa alam, perjalanan, maupun karya seni seperti photo video, cerpen dll. dapat dikirimkan ke email: tapanulinadeges@gmail.com http://tapanulinadeges.blogspot.com/2013/11/mari-kirimkan-karyamu-ke-tapanuli.html

Tapanuli Tanah yang kaya dan masyarakatnya beradat
Assalamualaikumwarahmatullahiwabarakatuh