Bismillahirrohmanirrohim

Assalamualaikumwarahmatullahiwabarakatuh

Minggu, 21 April 2013

Bisnis Gratisku

Assalamualaikummm...
perkenalkan jenis bisnisku yang baru. Yaitu bisnis yg gratis buat teman-teman.
langsung ja buat teman-teman yang yang ingin:

-Burning CD => Gratis

-Scan => Gratis

gratis untuj teman-teman.. kalau burning cd teman-sediakan saja CD kosongnya nanti CD nya saya buatkan cover yg sesuai, karena setahu saya ada beberapa mahasiswa yang diwajibkan burning Skripsinya ke CD dan itu membutuhkan biaya sampai Rp 30.000.. bagi kita2 yang tidak punya yang gak punya uangkan sangat memberatkan lebih baik kita buat uangnya untuk beli makan ...
dan jika teman-teman ingin :

-editing photo &
-editing video juga gratisss

selama saya punya waktu dan fasilitas (semampu saya).
memang saya bukan orang yang pandai dalam hal ini tetapi saya ingin mencoba berbagi ilmu dan pengetahuan saya, saya yakin pekerjaan yang dikerjakan dengan ikhlas akan mendatangkan keajaiban yang tidak terduga melebihi dari bisnis yang menghasilkan uang...
orang senang dan saya mendapakan pahala,, semoga AllH meridhoi
ayoo berbisnis gratisss... sebenarnya bukan asli gratis tetapi aku mendapat pahala dari Tuhanku..........

Sabtu, 20 April 2013

Cara Mengubah Inchi ( inch ) menjadi Centimeter ( cm ) Dengan Microsoft word 2007

Cara Mengubah Inchi ( inch )
menjadi Centimeter ( cm ) Dengan
Microsoft word 2007
Cara Mengubah Dari Inchi menjadi
Centimeter ( cm ) Dengan Microsoft word
2007 – Pada tutorial kali ini saya ingin
menuliskan tentang cara mengubah inch
atau inchi menjadi centimeter atau cm
pada ms. Word 2007. Mungkin karena
penggunaan centimeter atau cm lebih sering
digunakan di Indonesia dari pada inch atau
inchi sehingga kita sering kesulitan
menggunakan satuan inch dalam keseharian.
Seperti pada saat kita sedang membuat
penulisan, khususnya mahasiswa seperti saya,
yang harus membuat penulisan dengan format
tertentu, seperti margin , indent dll dengan
satuan cm pasti akan sulit melakukannya jika
pada aplikasi ms. Word kita yang disediakan
adalah satuan inch atau yang biasa ditulis
dengan tanda kutip tersebut. Masa iya kita
harus menghitung berapa ukuran inchi yang
pas dengan ukuran cm yang harus digunakan.
Ribet banget kan?
Nah karena itu disini saya ingin membuat
sebuah artikel tentang cara mengubah inchi
menjadi cm sehingga kita bisa langsung
membuat format tersebut dengan ukuran yang
kita butuhkan. Langsung saja. Pertama kita
icon ms. Word 2007 yang ada pada sudut kiri
atas (yang bulet). Kemudian pilih Word options
(nanti akan keluar jendela dari word options
tersebut) nah setelah itu masuk ke menu
advanced, dan cari option untuk display ,
dibawahnya cari lagi pilihan ( show
measurements in unit of : ) lalu pada pilihan
tersebut kita pilih centimeters, klik ok dan
selesai. Sekarang ukuran margin di ms. Word
sobat sudah menjadi cm, bukan inch lagi.
Mudah bukan? Selain ukuran cm, ada juga
ukuran yang bisa kita gunakan, seperti mm
atau milimeter, point dan lainnya. Semua bisa
sobat pilih sesuai selera sobat.
Jika masih bingung untuk mengikuti cara
diatas, sobat bisa lihat cara mengubahkan dari
gambar di bawah ini :

Mudah? Ya iya lah, ini kan software dari
microsoft yang namanya sudah terkenal dari
kapan tau, dan tujuannya juga memang untuk
memudahkan manusia, bukan untuk
menyusahkan. Jadi ya mudah. Heheh.. sekian
dulu tips dari saya, semoga bermanfaat. :D

dikutip dari sini.

Jumat, 19 April 2013

Kisah Banjir Besar Nuh dalam Alkitab Terbukti

TEMPO.CO, London - Banjir besar yang tertulis dalam beberapa
kitab suci, Al-Quran, Injil, maupun Taurat, yang mengkisahkan
Bahtera Nuh mungkin telah benar-benar terjadi. Sisa perahu
Nabi Nuh juga pernah ditemukan di Turki.
Arkeolog air Robert Ballard, yang menemukan Titanic, mengklaim
bahwa tim peneliti telah menemukan bukti yang menunjukkan
banjir mahabesar, yang dijelaskan dalam Alkitab, ini didasarkan
pada peristiwa nyata.
Ballard menceritakan bagaimana ia menyelidiki sebuah teori
kontroversial yang diajukan oleh dua ilmuwan dari Universitas
Columbia tentang adanya banjir besar di wilayah Laut Hitam.
Dalam sebuah wawancara dengan ABC News, ia mengatakan,
sekitar 12 ribu tahun lalu, sebagian besar wilayah dunia tertutup
oleh es. Sedangkan Laut Hitam adalah danau air tawar yang
dikelilingi lahan pertanian pada saat itu.
Namun, saat gletser mulai mencair pada periode pemanasan
bumi pada 5.600 SM, air tersebut segera memenuhi lautan di
dunia. Menurut Ballard, peristiwa inilah yang kemudian
menyebabkan banjir di seluruh dunia. Air mengalir melalui Selat
Bosporus dari Turki menuju Laut Hitam.
Penelitiannya mengikuti sebuah studi yang dilakukan oleh William
Ryan dan Walter Pitman pada 1997 lalu. Mereka menggambarkan
bukti arkeologi dan antropologi bahwa banjir besar itu terjadi
selama 300 hari tanpa henti dengan 10 mil kubik air dituangkan
setiap hari.
Dalam laporan penelitian tertulis, lebih dari 60 ribu mil persegi
tanah telah tergenang. Sedangkan air naik ratusan meter
sehingga memicu hewan bermigrasi massal di seluruh Eropa.
Mereka mengklaim bahwa kekuatan air sebesar 200 kali dari air
terjun Niagara, yang menyapu seluruh permukaan daratan. Inilah
yang mengakibatkan Laut Hitam, yang semula berupa danau air
tawar yang dikelilingi lahan pertanian, menjadi air asin.
Tim menemukan sebuah pantai kuno yang dipercaya bahwa
peristiwa itu memang terjadi. "Kami pergi ke sana untuk mencari
banjir," ujar Ballard. Ia meyakininya dengan bukti perhitungan
karbon dari cangkang yang ditemukan sepanjang garis pantai,
yaitu 400 meter di bawah permukaan. Cangkang tersebut
ternyata berumur 5.000 tahun SM.
Tim Ballard juga menemukan sebuah kapal karam kuno serta
gerabah kuno. Meskipun ia tidak berpikir akan menemukan
Bahtera Nuh, tetapi ia yakin bisa menemukan bukti dari sebuah
komunitas kuno yang hanyut akibat banjir mahadahsyat itu.
Ballard, yang memimpin tim internasional menemukan
reruntuhan kapal Titanic pada 1985, bersama tim berencana
kembali ke Turki pada musim panas mendatang.

Minggu, 07 April 2013

Kisah Sahabat Nabi: Saad bin Abi Waqqash, Lelaki Penghuni Surga

Kisah Sahabat Nabi: Saad bin Abi Waqqash, Lelaki Penghuni Surga




REPUBLIKA.CO.ID, “Aku adalah orang ketiga yang memeluk Islam, dan orang pertama yang melepaskan anak panah di jalan Allah,”

Demikianlah Sa’ad bin Abi Waqqash mengenalkan dirinya. Ia adalah orang ketiga yang memeluk Islam, dan orang pertama yang melepaskan anak panah dari busurnya di jalan Allah.

Sa’ad bin Abi Waqqash bin Wuhaib bin Abdi Manaf hidup di tengah-tengah Bani Zahrah yang merupakan paman Rasulullah SAW. Wuhaib adalah kakek Sa’ad dan paman Aminah binti Wahab, ibunda Rasulullah.

Sa’ad dikenal orang karena ia adalah paman Rasulullah SAW. Dan beliau sangat bangga dengan keberanian dan kekuatan, serta ketulusan iman Sa'ad. Nabi bersabda, “Ini adalah pamanku, perlihatkan kepadaku paman kalian!”

Keislamannya termasuk cepat, karena ia mengenal baik pribadi Rasulullah SAW. Mengenal kejujuran dan sifat amanah beliau. Ia sudah sering bertemu Rasulullah sebelum beliau diutus menjadi nabi. Rasulullah juga mengenal Sa’ad dengan baik. Hobinya berperang dan orangnya pemberani. Sa’ad sangat jago memanah, dan selalu berlatih sendiri.

Kisah keislamannya sangatlah cepat, dan ia pun menjadi orang ketiga dalam deretan orang-orang yang pertama masuk Islam, Assabiqunal Awwalun.

Sa’ad adalah seorang pemuda yang sangat patuh dan taat kepada ibunya. Sedemikian dalam sayangnya Sa’ad pada ibunya, sehingga seolah-olah cintanya hanya untuk sang ibu yang telah memeliharanya sejak kecil hingga dewasa, dengan penuh kelembutan dan berbagai pengorbanan.

Ibu Sa’ad bernama Hamnah binti Sufyan bin Abu Umayyah adalah seorang wanita hartawan keturunan bangsawan Quraisy, yang memiliki wajah cantik dan anggun. Disamping itu, Hamnah juga seorang wanita yang terkenal cerdik dan memiliki pandangan yang jauh. Hamnah sangat setia kepada agama nenek moyangnya; penyembah berhala.

Pada suatu hari, Abu Bakar Ash-Shiddiq mendatangi Sa'ad di tempat kerjanya dengan membawa berita dari langit tentang diutusnya Muhammad SAW, sebagai Rasul Allah. Ketika Sa’ad menanyakan, siapakah orang-orang yang telah beriman kepada Muhammad SAW. Abu Bakar mengatakan dirinya sendiri, Ali bin Abi Thalib, dan Zaid bin Haritsah.

Seruan ini mengetuk kalbu Sa’ad untuk menemui Rasulullah SAW, untuk mengucapkan dua kalimat syahadat. Ia pun memeluk agama Allah pada saat usianya baru menginjak 17 tahun. Sa’ad termasuk dalam deretan lelaki pertama yang memeluk Islam selain Ali bin Abi Thalib, Abu Bakar As Siddiq dan Zaid bin Haritsah.

Setelah memeluk Islam, keadaannya tidak jauh berbeda dengan kisah keislaman para sahabat lainnya. Ibunya sangat marah dengan keislaman Sa'ad. “Wahai Sa’ad, apakah engkau rela meninggalkan agamamu dan agama bapakmu, untuk mengikuti agama baru itu? Demi Allah, aku tidak akan makan dan minum sebelum engkau meninggalkan agama barumu itu,” ancam sang ibu.

Sa’ad menjawab, “Demi Allah, aku tidak akan meninggalkan agamaku!”

Sang ibu tetap nekat, karena ia mengetahui persis bahwa Sa’ad sangat menyayanginya. Hamnah mengira hati Sa'ad akan luluh jika melihatnya dalam keadaan lemah dan sakit. Ia tetap mengancam akan terus melakukan mogok makan.

Namun, Sa’ad lebih mencintai Allah dan Rasul-Nya. “Wahai Ibunda, demi Allah, seandainya engkau memiliki 70 nyawa dan keluar satu per satu, aku tidak akan pernah mau meninggalkan agamaku selamanya!” tegas Sa'ad.

Akhirnya, sang ibu yakin bahwa anaknya tidak mungkin kembali seperti sedia kala. Dia hanya dirundung kesedihan dan kebencian.

Allah SWT mengekalkan peristiwa yang dialami Sa’ad dalam ayat Al-Qur’an, “Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik.” (QS. Luqman: 15).

Pada suatu hari, ketika Rasulullah SAW, sedang duduk bersama para sahabat, tiba-tiba beliau menatap ke langit seolah mendengar bisikan malaikat. Kemudian Rasulullah kembali menatap mereka dengan bersabda, "Sekarang akan ada di hadapan kalian seorang laki-laki penduduk surga."

Mendengar ucapan Rasulullah SAW, para sahabat menengok ke kanan dan ke kiri pada setiap arah, untuk melihat siapakah gerangan lelaki berbahagia yang menjadi penduduk surga. Tidak lama berselang datanglah laki-laki yang ditunggu-tunggu itu, dialah Sa’ad bin Abi Waqqash.

Disamping terkenal sebagai anak yang berbakti kepada orang tua, Sa’ad bin Abi Waqqash juga terkenal karena keberaniannya dalam peperangan membela agama Allah. Ada dua hal penting yang dikenal orang tentang kepahlawanannya. Pertama, Sa’ad adalah orang yang pertama melepaskan anak panah dalam membela agama Allah dan juga orang yang mula-mula terkena anak panah. Ia hampir selalu menyertai Nabi Saw dalam setiap pertempuran.

Kedua, Sa’ad adalah satu-satunya orang yang dijamin oleh Rasulullah SAW dengan jaminan kedua orang tua beliau. Dalam Perang Uhud, Rasulullah SAW bersabda, "Panahlah, wahai Sa’ad! Ayah dan ibuku menjadi jaminan bagimu."

Sa’ad bin Abi Waqqash juga dikenal sebagai seorang sahabat yang doanya senantiasa dikabulkan Allah. Qais meriwayatkan bahwa Rasulullah saw pernah bersabda, “Ya Allah, kabulkanlah Sa’ad jika dia berdoa.”

Sejarah mencatat, hari-hari terakhir Sa’ad bin Abi Waqqash adalah ketika ia memasuki usia 80 tahun. Dalam keadaan sakit, Sa’ad berpesan kepada para sahabatnya agar ia dikafani dengan jubah yang digunakannya dalam Perang Badar—perang kemenangan pertama untuk kaum Muslimin.

Pahlawan perkasa ini menghembuskan nafas yang terakhir pada tahun 55 H dengan meninggalkan kenangan indah dan nama yang harum. Ia dimakamkan di pemakaman Baqi’, makamnya para syuhada.


Redaktur : Chairul Akhmad

Sumber : Dari berbagai sumber

Download

Proposal Nikah

Proposal Nikah
KADO BUAT YANG MAU DAN SIAP MENIKAH..BARAKALLAHU !! (By : 4121X13)


Latar Belakang

Ibunda dan Ayahanda yang sangat saya hormati, saya cintai dan sayangi, semoga Allah selalu memberkahi langkah-langkah kita dan tidak putus-putus memberikan nikmatNya kepada kita. Amin

Ibunda dan Ayahanda yang sangat saya hormati..sebagai hamba Allah, saya telah diberi berbagai nikmat. Maha Benar Allah yang telah berfirman : "Kami akan perlihatkan tanda-tanda kebesaran kami di ufuk-ufuk dan dalam diri mereka, sehingga mereka dapat mengetahui dengan jelas bahwa Allah itu benar dan Maha Melihat segala sesuatu".

Nikmat tersebut diantaranya ialah fitrah kebutuhan biologis, saling membutuhkan terhadap lawan jenis.. yaitu: Menikah ! Fitrah pemberian Allah yang telah lekat pada kehidupan manusia, dan jika manusia melanggar fitrah pemberian Allah, hanyalah kehancuran yang didapatkannya..Na'udzubillah ! Dan Allah telah berfirman : "Janganlah kalian mendekati zina, karena zina adalah perbuatan yang buruk lagi kotor" (Qs. Al Israa' : 32).

Ibunda dan Ayahanda tercinta..melihat pergaulan anak muda dewasa itu sungguh amat memprihatinkan, mereka seolah tanpa sadar melakukan perbuatan-perbuatan maksiat kepada Allah. Seolah-olah, dikepala mereka yang ada hanya pikiran-pikiran yang mengarah kepada kebahagiaan semu dan sesaat. Belum lagi kalau ditanyakan kepada mereka tentang menikah. "Saya nggak sempat mikirin kawin, sibuk kerja, lagipula saya masih ngumpulin barang dulu," ataupun Kerja belum mapan , belum cukup siap untuk berumah tangga¡¨, begitu kata mereka, padahal kurang apa sih mereka. Mudah-mudahan saya bisa bertahan dan bersabar agar tak berbuat maksiat. Wallahu a'lam.

Ibunda dan Ayahanda tersayang..bercerita tentang pergaulan anak muda yang cenderung bebas pada umumnya, rasanya tidak cukup tinta ini untuk saya torehkan. Setiap saya menulis peristiwa anak muda di majalah Islam, pada saat yang sama terjadi pula peristiwa baru yang menuntut perhatian kita..Astaghfirullah.. Ibunda dan Ayahanda..inilah antara lain yang melatar belakangi saya ingin menyegerakan menikah.

Dasar Pemikiran

Dari Al Qur¡¦an dan Al Hadits :
"Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. JIKA MEREKA MISKIN ALLAH AKAN MENGKAYAKAN MEREKA DENGAN KARUNIANYA. Dan Allah Maha Luas (pemberianNya) dan Maha Mengetahui." (QS. An Nuur (24) : 32).
"Dan segala sesuatu kami jadikan berpasang-pasangan, supaya kamu mengingat kebesaran Allah." (QS. Adz Dzariyaat (51) : 49).
¨Maha Suci Allah yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui¡¨ (Qs. Yaa Siin (36) : 36).
Bagi kalian Allah menciptakan pasangan-pasangan (istri-istri) dari jenis kalian sendiri, kemudian dari istri-istri kalian itu Dia ciptakan bagi kalian anak cucu keturunan, dan kepada kalian Dia berikan rezeki yang baik-baik (Qs. An Nahl (16) : 72).
Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir. (Qs. Ar. Ruum (30) : 21).
Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi pelindung (penolong) bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasulnya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah ; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (Qs. At Taubah (9) : 71).
Wahai manusia, bertaqwalah kamu sekalian kepada Tuhanmu yang telah menjadikan kamu satu diri, lalu Ia jadikan daripadanya jodohnya, kemudian Dia kembangbiakkan menjadi laki-laki dan perempuan yang banyak sekali. (Qs. An Nisaa (4) : 1).
Wanita yang baik adalah untuk lelaki yang baik. Lelaki yang baik untuk wanita yang baik pula (begitu pula sebaliknya). Bagi mereka ampunan dan reski yang melimpah (yaitu : Surga) (Qs. An Nuur (24) : 26).
..Maka nikahilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi dua, tiga, atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (nikahilah) seorang saja..(Qs. An Nisaa' (4) : 3).
Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak pula bagi perempuan yang mukminah apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu ketetapan akan ada bagi mereka pilihan yang lain tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan RasulNya maka sesungguhnya dia telah berbuat kesesatan yang nyata. (Qs. Al Ahzaab (33) : 36).
Anjuran-anjuran Rasulullah untuk Menikah : Rasulullah SAW bersabda: "Nikah itu sunnahku, barangsiapa yang tidak suka, bukan golonganku !"(HR. Ibnu Majah, dari Aisyah r.a.).
Empat macam diantara sunnah-sunnah para Rasul yaitu : berkasih sayang, memakai wewangian, bersiwak dan menikah (HR. Tirmidzi).
Dari Aisyah, "Nikahilah olehmu kaum wanita itu, maka sesungguhnya mereka akan mendatangkan harta (rezeki) bagi kamu¡¨ (HR. Hakim dan Abu Dawud). 14. Jika ada manusia belum hidup bersama pasangannya, berarti hidupnya akan timpang dan tidak berjalan sesuai dengan ketetapan Allah SWT dan orang yang menikah berarti melengkapi agamanya, sabda Rasulullah SAW: "Barangsiapa diberi Allah seorang istri yang sholihah, sesungguhnya telah ditolong separoh agamanya. Dan hendaklah bertaqwa kepada Allah separoh lainnya." (HR. Baihaqi).
Dari Amr Ibnu As, Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasannya ialah wanita shalihat.(HR. Muslim, Ibnu Majah dan An Nasai).
"Tiga golongan yang berhak ditolong oleh Allah (HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Hakim) : a. Orang yang berjihad / berperang di jalan Allah. b. Budak yang menebus dirinya dari tuannya. c. Pemuda / i yang menikah karena mau menjauhkan dirinya dari yang haram."
"Wahai generasi muda ! Bila diantaramu sudah mampu menikah hendaklah ia nikah, karena mata akan lebih terjaga, kemaluan akan lebih terpelihara." (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas'ud).
Kawinlah dengan wanita yang mencintaimu dan yang mampu beranak. Sesungguhnya aku akan membanggakan kamu sebagai umat yang terbanyak (HR. Abu Dawud).
Saling menikahlah kamu, saling membuat keturunanlah kamu, dan perbanyaklah (keturunan). Sesungguhnya aku bangga dengan banyaknya jumlahmu di tengah umat yang lain (HR. Abdurrazak dan Baihaqi).
Shalat 2 rakaat yang diamalkan orang yang sudah berkeluarga lebih baik, daripada 70 rakaat yang diamalkan oleh jejaka (atau perawan) (HR. Ibnu Ady dalam kitab Al Kamil dari Abu Hurairah).
Rasulullah SAW. bersabda : "Seburuk-buruk kalian, adalah yang tidak menikah, dan sehina-hina mayat kalian, adalah yang tidak menikah" (HR. Bukhari).
Diantara kamu semua yang paling buruk adalah yang hidup membujang, dan kematian kamu semua yang paling hina adalah kematian orang yang memilih hidup membujang (HR. Abu Ya¡¦la dan Thabrani).
Dari Anas, Rasulullah SAW. pernah bersabda : Barang siapa mau bertemu dengan Allah dalam keadaan bersih lagi suci, maka kawinkanlah dengan perempuan terhormat. (HR. Ibnu Majah,dhaif).
Rasulullah SAW bersabda : Kawinkanlah orang-orang yang masih sendirian diantaramu. Sesungguhnya, Allah akan memperbaiki akhlak, meluaskan rezeki, dan menambah keluhuran mereka (Al Hadits).

Tujuan Pernikahan
Melaksanakan perintah Allah dan Sunnah Rasul.
Melanjutkan generasi muslim sebagai pengemban risalah Islam.
Mewujudkan keluarga Muslim menuju masyarakat Muslim.
Mendapatkan cinta dan kasih sayang.
Ketenangan Jiwa dengan memelihara kehormatan diri (menghindarkan diri dari perbuatan maksiat / perilaku hina lainnya).
Agar kaya (sebaik-baik kekayaan adalah isteri yang shalihat).
Meluaskan kekerabatan (menyambung tali silaturahmi / menguatkan ikatan kekeluargaan)

Kesiapan Pribadi
Kondisi Qalb yang sudah mantap dan makin bertambah yakin setelah istikharah. Rasulullah SAW. bersabda : ¡§Man Jadda Wa Jadda¡¨ (Siapa yang bersungguh-sungguh pasti ia akan berhasil melewati rintangan itu).
Termasuk wajib nikah (sulit untuk shaum).
Termasuk tathhir (mensucikan diri).
Secara materi, Insya Allah siap. ¡§Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya¡¨ (Qs. At Thalaq (65) : 7)

Akibat Menunda atau Mempersulit Pernikahan
Kerusakan dan kehancuran moral akibat pacaran dan free sex.
Tertunda lahirnya generasi penerus risalah.
Tidak tenangnya Ruhani dan perasaan, karena Allah baru memberi ketenangan dan kasih sayang bagi orang yang menikah.
Menanggung dosa di akhirat kelak, karena tidak dikerjakannya kewajiban menikah saat syarat yang Allah dan RasulNya tetapkan terpenuhi.
Apalagi sampai bersentuhan dengan lawan jenis yang bukan mahramnya. Rasulullah SAW. bersabda: "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, janganlah ia bersunyi sepi berduaan dengan wanita yang tidak didampingi mahramnya, karena yang menjadi pihak ketiganya adalah syaitan." (HR. Ahmad) dan "Sungguh kepala salah seorang diantara kamu ditusuk dengan jarum dari besi lebih baik, daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya" (HR. Thabrani dan Baihaqi).. Astaghfirullahaladzim.. Na'udzubillahi min dzalik

Namun, umumnya yang terjadi di masyarakat di seputar pernikahan adalah sebagai berikut ini :
Status yang mulia bukan lagi yang taqwa, melainkan gelar yang disandang:Ir, DR, SE, SH, ST, dsb
Pesta pernikahan yang wah / mahar yang tinggi, sebab merupakan kebanggaan tersendiri, bukan di selenggarakan penuh ketawadhu'an sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. (Pernikahan hendaklah dilandasi semata-mata hanya mencari ridha Allah dan RasulNya. Bukan di campuri dengan harapan ridha dari manusia (sanjungan, tidak enak kata orang). Saya yakin sekali.. bila Allah ridha pada apa yang kita kerjakan, maka kita akan selamat di dunia dan di akhirat kelak.)
Pernikahan dianggap penghalang untuk menyenangkan orang tua.
Masyarakat menganggap pernikahan akan merepotkan Studi, padahal justru dengan menikah penglihatan lebih terjaga dari hal-hal yang haram, dan semakin semangat menyelesaikan kuliah.

Memperbaiki Niat :

Innamal a'malu binniyat....... Niat adalah kebangkitan jiwa dan kecenderungan pada apa-apa yang muncul padanya berupa tujuan yang dituntut yang penting baginya, baik secara segera maupun ditangguhkan.

Niat Ketika Memilih Pendamping

Rasulullah bersabda "Barangsiapa yang menikahkan (putrinya) karena silau akan kekayaan lelaki meskipun buruk agama dan akhlaknya, maka tidak akan pernah pernikahan itu dibarakahi-Nya, Siapa yang menikahi seorang wanita karena kedudukannya, Allah akan menambahkan kehinaan kepadanya, Siapa yang menikahinya karena kekayaan, Allah hanya akan memberinya kemiskinan, Siapa yang menikahi wanita karena bagus nasabnya, Allah akan menambahkan kerendahan padanya, Namun siapa yang menikah hanya karena ingin menjaga pandangan dan nafsunya atau karena ingin mempererat kasih sayang, Allah senantiasa memberi barakah dan menambah kebarakahan itu padanya."(HR. Thabrani).

"Janganlah kamu menikahi wanita karena kecantikannya, mungkin saja kecantikan itu membuatmu hina. Jangan kamu menikahi wanita karena harta / tahtanya mungkin saja harta / tahtanya membuatmu melampaui batas. Akan tetapi nikahilah wanita karena agamanya. Sebab, seorang budak wanita yang shaleh, meskipun buruk wajahnya adalah lebih utama". (HR. Ibnu Majah).

Nabi SAW. bersabda : Janganlah kalian menikahi kerabat dekat, sebab (akibatnya) dapat melahirkan anak yang lemah (baik akal dan fisiknya) (Al Hadits).

Dari Jabir r.a., Sesungguhnya Nabi SAW. telah bersabda, ¡§Sesungguhnya perempuan itu dinikahi orang karena agamanya, kedudukan, hartanya, dan kecantikannya ; maka pilihlah yang beragama." (HR. Muslim dan Tirmidzi). Niat dalam Proses Pernikahan

Masalah niat tak berhenti sampai memilih pendamping. Niat masih terus menyertai berbagai urusan yang berkenaan dengan terjadinya pernikahan. Mulai dari memberi mahar, menebar undangan walimah, menyelenggarakan walimah. Walimah lebih dari dua hari lebih dekat pada mudharat, sedang walimah hari ketiga termasuk riya'. "Berikanlah mahar (mas kawin) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan."(Qs. An Nisaa (4) : 4).

Rasulullah SAW bersabda : "Wanita yang paling agung barakahnya, adalah yang paling ringan maharnya" (HR. Ahmad, Al Hakim, Al Baihaqi dengan sanad yang shahih). Dari Aisyah, bahwasanya Rasulullah SAW. telah bersabda, "Sesungguhnya berkah nikah yang besar ialah yang sederhana belanjanya (maharnya)" (HR. Ahmad). Nabi SAW pernah berjanji : "Jangan mempermahal nilai mahar. Sesungguhnya kalau lelaki itu mulia di dunia dan takwa di sisi Allah, maka Rasulullah sendiri yang akan menjadi wali pernikahannya." (HR. Ashhabus Sunan). Dari Anas, dia berkata : " Abu Thalhah menikahi Ummu Sulaim dengan mahar berupa keIslamannya" (Ditakhrij dari An Nasa'i)..Subhanallah..

Proses pernikahan mempengaruhi niat. Proses pernikahan yang sederhana dan mudah insya Allah akan mendekatkan kepada bersihnya niat, memudahkan proses pernikahan bisa menjernihkan niat. Sedangkan mempersulit proses pernikahan akan mengkotori niat. "Adakanlah perayaan sekalipun hanya memotong seekor kambing." (HR. Bukhari dan Muslim)

Pernikahan haruslah memenuhi kriteria Lillah, Billah, dan Ilallah. Yang dimaksud Lillah, ialah niat nikah itu harus karena Allah. Proses dan caranya harus Billah, sesuai dengan ketentuan dari Allah.. Termasuk didalamnya dalam pemilihan calon, dan proses menuju jenjang pernikahan (bersih dari pacaran / nafsu atau tidak). Terakhir Ilallah, tujuannya dalam rangka menggapai keridhoan Allah.

Sehingga dalam penyelenggaraan nikah tidak bermaksiat pada Allah ; misalnya : adanya pemisahan antara tamu lelaki dan wanita, tidak berlebih-lebihan, tidak makan sambil berdiri (adab makanan dimasyarakat biasanya standing party-ini yang harus di hindari, padahal tidak dicontohkan oleh Rasulullah SAW yang demikian), Pengantin tidak disandingkan, adab mendo'akan pengantin dengan do'a : Barokallahu laka wa baroka 'alaikum wa jama'a baynakuma fii khoir.. (Semoga Allah membarakahi kalian dan melimpahkan barakah kepada kalian), tidak bersalaman dengan lawan jenis, Tidak berhias secara berlebihan ("Dan janganlah bertabarruj (berhias) seperti tabarrujnya jahiliyah yang pertama" - Qs. Al Ahzab (33),

Meraih Pernikahan Ruhani

Jika seseorang sudah dipenuhi dengan kecintaan dan kerinduan pada Allah, maka ia akan berusaha mencari seseorang yang sama dengannya. Secara psikologis, seseorang akan merasa tenang dan tentram jika berdampingan dengan orang yang sama dengannya, baik dalam perasaan, pandangan hidup dan lain sebagainya. Karena itu, berbahagialah seseorang yang dapat merasakan cinta Allah dari pasangan hidupnya, yakni orang yang dalam hatinya Allah hadir secara penuh. Mereka saling mencintai bukan atas nama diri mereka, melainkan atas nama Allah dan untuk Allah.

Betapa indahnya pertemuan dua insan yang saling mencintai dan merindukan Allah. Pernikahan mereka bukanlah semata-mata pertemuan dua insan yang berlainan jenis, melainkan pertemuan dua ruhani yang sedang meniti perjalanan menuju Allah, kekasih yang mereka cintai. Itulah yang dimaksud dengan pernikahan ruhani. KALO KITA BERKUALITAS DI SISI ALLAH, PASTI YANG AKAN DATANG JUGA SEORANG (JODOH UNTUK KITA) YANG BERKUALITAS PULA (Al Izzah 18 / Th. 2)

Penutup

"Hai, orang-orang beriman !! Janganlah kamu mengharamkan apa yang dihalalkan oleh Allah kepada kamu dan jangan kamu melampaui batas, karena Allah tidak suka kepada orang-orang yang melampaui batas." (Qs. Al Maidaah (5) : 87).

Karena sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan. Dan sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (Qs. Alam Nasyrah (94) : 5- 6 ).

Ibunda dan Ayahanda yang sangat saya hormati, saya sayangi dan saya cintai atas nama Allah.. demikanlah proposal ini (secara fitrah) saya tuliskan. Saya sangat berharap Ibunda dan Ayahanda.. memahami keinginan saya. Atas restu dan doa dari Ibunda serta Ayahanda..saya ucapkan "Jazakumullah Khairan katsiira". "Ya Allah, jadikanlah aku ridho terhadap apa-apa yang Engkau tetapkan dan jadikan barokah apa-apa yang telah Engkau takdirkan, sehingga tidak ingin aku menyegerakan apa-apa yang engkau tunda dan menunda apa-apa yang Engkau segerakan.. YA ALLAH BERILAH PAHALA DALAM MUSIBAHKU KALI INI DAN GANTIKAN UNTUKKU YANG LEBIH BAIK DARINYA.. Amiin"

====================================
Dedicated to : My inspiration .... yang pernah singgah dan menghuni "hati" ...Astaghfirullah !! Saat langkah ada didunia maya, tak menapak di bumi-Nya..Lalu, kucoba atur gelombang asa..Robbi kudengar panggilanMu tuk meniti jalan RidhoMu.. Kuharap ada penolong dari hambaMu meneguhkan tapak kakiku di jalan-Mu dan menemani panjangnya jalan dakwah yang harus aku titi.. " Saat Cinta dan Rindu tuk gapai Syurga dan Syahid di jalanNya makin membuncah.."
====================================

Maraji / Referensi :
Majalah Ishlah, Edisi Awal Tahun 1995.
Fiqh Islam, H. Sulaiman Rasyid, 1994, Cet. 27, Bandung, Sinar Baru Algesindo.
Fikih Sunnah 6, Sayyid Sabiq, 1980, cet. 15, Bandung, Pt. Al Ma'arif.
Kupinang Engkau dengan Hamdalah, Muhammad Faudzil Adhim, 1998, Yogyakarta, Mitra Pustaka.
Indahnya Pernikahan Dini, Muhammad Faudzil Adhim, 2002, Cet. 1, Jakarta, Gema Insani Press.
Rintangan Pernikahan dan Pemecahannya, Abdullah Nashih Ulwan, 1997, Cet. 1, Jakarta, Studia Press.
Perkawinan Masalah Orang muda, Orang Tua dan Negara, Abdullah Nashih Ulwan, 1996, Cet. 5, Jakarta, Gema Insani Press.
Kebebasan Wanita, jilid 1, 5, 6, A.H.A. Syuqqah, 1998, Cet.1, Jakarta, Gema Insani Press
Sulitnya Berumah Tangga, Muhammad Utsman Al Khasyt, 1999, Cet. 18, Jakarta, Gema Insani Press.
Majalah Cerdas Pemuda Islam Al Izzah, Wahai Pemuda, Menikahlah, No. 17/Th. 2 31 Mei 2001, Jakarta, YPDS Al Mukhtar.

Sumber: www.dudung.net

Bila Aku Jatuh Cinta

Bila Aku Jatuh Cinta

Allahu Rabbi aku minta izin
Bila suatu saat aku jatuh cinta
Jangan biarkan cinta untuk-Mu berkurang
Hingga membuat lalai akan adanya Engkau

Allahu Rabbi
Aku punya pinta
Bila suatu saat aku jatuh cinta
Penuhilah hatiku dengan bilangan cinta-Mu yang tak terbatas
Biar rasaku pada-Mu tetap utuh

Allahu Rabbi
Izinkanlah bila suatu saat aku jatuh cinta
Pilihkan untukku seseorang yang hatinya penuh dengan
kasih-Mu
dan membuatku semakin mengagumi-Mu

Allahu Rabbi
Bila suatu saat aku jatuh hati
Pertemukanlah kami
Berilah kami kesempatan untuk lebih mendekati cinta-Mu

Allahu Rabbi
Pintaku terakhir adalah seandainya kujatuh hati
Jangan pernah Kau palingkan wajah-Mu dariku
Anugerahkanlah aku cinta-Mu...
Cinta yang tak pernah pupus oleh waktu

Amin !

Saiyidina Hassan Dan Pemuda Badwi


Saiyidina Hassan Dan Pemuda Badwi

Saiyidina Hassan bin Ali r.a., adalah seorang tokoh Islam yang sangat dicintai oleh umat Islam. Sebagai seorang cucu Rasulullh saw. beliau adalah ibarat permata di zaman hidupnya kerana memiliki budi pekerti yang mulia dan terpuji.

Pada suatu hari sedang Saiyidina Hassan duduk di muka pintu rumahnya, tiba-tiba datang seorang pemuda badwi, lalu mencacinya dan juga kedua ibu bapanya. Anehnya, Saiyidina Hassan hanya mendengar sahaja tanpa sedikit pun berubah air mukanya, atau membalas kata-katanya itu.

Saiyidina Hassan berkata kepada orang itu: "Wahai badwi, adakah engkau lapar atau dahaga? atau adakah sesuatu yang merungsingkan hati engkau?." Tanpa mempedulikan kata-kata Saiyidina Hassan, badwi itu terus memaki hamunnya.Oleh itu Saiyidina Hassan pun menyuruh pembantu rumahnya membawa uncang yang berisi wang perak lantas diberikannya kepada badwi itu dan berkata: "Wahai badwi, maafkanlah saya. Inilah sahaja yang saya miliki. Jika ada yang lebih tidak akan saya sembunyikannya dari padamu."

http://www.islam2u.net/index.php?option=com_content&view=article&id=351:saiyidina-hassan-dan-pemuda-badwi&catid=14:kisah-kisah-sahabat&Itemid=75

Sikap dan layanan Saiyidina Hassan itu akhirnya berjaya melembutkan hati badwi tersebut. Badwi itu menangis teresak-esak lantas sujud di kaki Saiyidina Hassan dan berkata: "Wahai cucu baginda Rasulullah saw. maafkanlah aku kerana berlaku kasar terhadapmu. Sebenarnya aku sengaja melakukan begini untuk menguji kebaikan budi pekertimu sebagai cucu baginda Rasulullh saw. yang aku kasihi. Sekarang yakinlah aku bahawa engkau mempunyai budi pekerti yang mulia sekali."



Salman Al-Farisi Pemimpin Yang Rendah Diri

Salman Al-Farisi tergolong sebagai salah seorang sahabat Rasulullah saw. Beliau berasal dari negeri Parsi. Pernah di masa hidupnya, Salman telah diberi jawatan sebagai Gabenor di salah sebuah jajahan takluk Islam. Namun demikian kedudukannya itu tidak sedikit pun mengubah keperibadiannya yang penyantun, rendah diri, serta zuhud terhadap kemewahan dunia. Pada suatu hari, diriwayatkan seorang rakyat awam tanpa mengenali Salman terus menariknya secara kasar lalu menyuruhnya melakukan suatu kerja yang berat. Orang itu menjumpai Salman ketika berada di tepi jalan. Ia mempunyai sebuah karung besar lalu menyuruh Salman memikulnya sampai ke rumah.

Tanpa banyak soal Salman terus memikulnya. Di pertengahan jalan, seorang lelaki telah memberi salam kepadanya. Alangkah terkejutnya melihat Salman memikul karung. Lalu berkata: "Wahai tuan! Tahukah tuan bahawa orang yang memikul karung tuan itu adalah Salman Al-Farisi, Amir negeri kita ini." Terkejut lelaki itu mendengarnya, apabila dikenangkan orang yang dikasarinya itu adalah gabenornya sendiri. Lantas dia meminta maaf lalu menyuruh Salman menurunkan karung yang sedang dipikulnya itu. Tetapi Salman menjawab: "Oh tidak mengapa tuan. Biarlah saya memikul barang tuan ini hingga sampai ke rumah tuan". Demikianlah ketinggian budi pekerti Salman Al-Farisi, salah seorang sahabat Rasulullh saw. yang tidak mementingkan darjat kedudukan.


sumber:


IKRAMAH BIN ABU JAHAL

Islam menyaksikan kelahiran banyak tokoh-tokoh terkemuka. Antara yang hebat adalah Ikramah bin Abu Jahal. Seorang pemuda yang pada awalnya sangat menentang Islam. Akhirnya menjadi seorang pembela Islam yang tegar.

Peribadi

Ikramah merupakan seorang pemuda Quraisy yang gagah berani. Beliau lahir dari keturunan bangsawan Quraisy. Sangat dihormati dan dipandang mulia oleh penduduk Mekah pada masa itu. Beliau juga merupakan seorang penungang kuda yang sangat mahir.

Sebelum masuk Islam

Ikramah menolak dakwah Islam kerana terpengaruh dengan sikap ayahnya, Abu Jahal yang menentang Islam. Dek dorongan yang kuat dari ayahnya itu, beliau juga sangat memusuhi Rasulullah SAW dan menyeksa umat Islam yang lain.

Perang Badar menyaksikan Ikramah menjadi sayap kanan kepada ayahnya. Namun, Abu Jahal terbunuh dalam peperangan tersebut. Tambah malang lagi ia disaksikan sendiri oleh Ikramah. Namun ia tidak mampu berbuat apa-apa kerana mahu menyelamatkan diri sendiri.

Permusuhan Islam Semakin Memuncak

Sejak kematian ayahnya itu, kebenciannya pada Islam semakin menebal. Kali ini bukan kerana benci terhadap Islam, tetapi kerana mahu membalas kematian ayahnya itu. Dalam beberapa peperangan melawan kaum muslimin, beliau antara yang berada dibarisan hadapan.

Perang Uhud menyaksikan Ikramah menjadi sayap kiri pasukan Quraisy manakala Khalid al-Walid menjadi sayap kanan memimpin pasukan berkuda. Kedua panglima ini gagah memecah belahkan tentera Islam.

Perang Khandak menyaksikan beliau antara yang semangat ingin memecah banteng pertahanan tentera Islam Madinah pada masa itu. Setiap hari beliau berpusing sekitar parit untuk mencari jalan hendak menembusi Madinah.

Ketika pembukaan kota Mekah berlangsung, Ikramah mengambil keputusan melawan tentera Islam yang hendak masuk ke Mekah. Ikramah mengumpulkan pengikutnya untuk menyerbu tentera Islam yang masuk ke Mekah.

Namun, ia sangat terkejut melihat Khalid al-Walid yang menyerbunya ketika itu. Namun, beliau tetap tekad melawan Islam. Akhirnya tenteranya tewas. Ikramah sempat melarikan diri dari dibunuh.

Beliau merasa sangat menyesal pada masa itu. Mekah tidak lagi aman baginya. Beliau akhirnya menuju ke Yaman.

Isteri Solehah

Ummu Hakim, isteri Ikramah sangat bimbang akan keadaan suaminya. Beliau kemudian mendapat tahu suaminya di Yaman. Beliau ditemani pembantunya, seorang yang berbangsa Rom, untuk menemaninya sampai ke Yaman

Namun, dalam perjalanan, pembantunya itu merayunya berbuat maksiat. Tetapi Ummu Hakim sangat setia pada suaminya itu. Selain itu, dia dapat menanganinya dengan bijaksana. Dia memberi harapan dengan melewat-lewat masa sambil meneruskan perjalanan.

Sesampai sahaja di sebuah perkampungan Arab, Ikramah segera meminta tolong kepada penduduk disitu dan menyatakan niat jahat pembantunya itu. Pembantunya itu akhirnya ditangkap. Dapatlah Ummu Hakim meneruskan perjalanannya dengan aman.

Pertemuan Cinta Suci

Akhirnya Ummu Hakim bertemu dengan suaminya di Pantai Laut Merah. Mereka berpeluk kegembiraan. Ummu Hakim meminta suaminya untuk pulang bersamanya ke Mekah. Sambil menyatakan Rasulullah sudah mengampunkan kesalahannya itu.

Ikramah dengan senang hati mengikut isterinya pulang ke Mekah. Dalam perjalanan pulang, Ummu Hakim menceritakan perihal pembantunya kepada Ikramah. Mereka kemudian singgah di perkampungan Arab tersebut.

Disebabkan terlalu marah dengan pembantunya itu, Ikramah mengambil keputusan membunuh pembantunya itu. Mereka seterusnya meneruskan perjalanan ke Mekah.

Mengucap Kalimah Syahadah

Ketibaan Ikramah dan isterinya disambut oleh Rasulullah dan para sahabat. Mereka seolah-olah sudah menduga kedatangan Ikramah ke Mekah. Baginda Rasulullah gembira dengan kedatangan Ikramah tersebut.

Lantas, dihadapan baginda, Ikramah mengucap dua kalimah syahadah. Ikramah berjanji akan mengubah perangainya dan bersedia membela Islam dengan tangannya. Ikramah mahu bertaubat dan menebus kesilapannya yang dulu.

Pahlawan Islam yang Berani

Ternyata Ikramah menepati kata-katanya itu. Kalau dahulu hidup dan matinya melawan Islam, kini beliau berjuang berhabis-habisan mempertahankan kalimah tauhid Islam.

Perang Yarmuk menyaksikan tentera Islam diserang bertubi-tubi oleh tentera Rom. Ikramah kemudian mara kehadapan menyerang tentera Rom yang sedang menggila. Beliau menghalau pasukan musuh yang sedang mara kehadapan.

Akhirnya, beliau gugur terkorban dalam peperangan tersebut. Meskipun sedemikian, tentera Islam berjaya mendapat kemenangan yang gemilang.



Sumber:


Salman Al-Farisi Pemimpin Yang Rendah Diri

Salman Al-Farisi tergolong sebagai salah seorang sahabat Rasulullah saw. Beliau berasal dari negeri Parsi. Pernah di masa hidupnya, Salman telah diberi jawatan sebagai Gabenor di salah sebuah jajahan takluk Islam. Namun demikian kedudukannya itu tidak sedikit pun mengubah keperibadiannya yang penyantun, rendah diri, serta zuhud terhadap kemewahan dunia. Pada suatu hari, diriwayatkan seorang rakyat awam tanpa mengenali Salman terus menariknya secara kasar lalu menyuruhnya melakukan suatu kerja yang berat. Orang itu menjumpai Salman ketika berada di tepi jalan. Ia mempunyai sebuah karung besar lalu menyuruh Salman memikulnya sampai ke rumah.

Tanpa banyak soal Salman terus memikulnya. Di pertengahan jalan, seorang lelaki telah memberi salam kepadanya. Alangkah terkejutnya melihat Salman memikul karung. Lalu berkata: "Wahai tuan! Tahukah tuan bahawa orang yang memikul karung tuan itu adalah Salman Al-Farisi, Amir negeri kita ini." Terkejut lelaki itu mendengarnya, apabila dikenangkan orang yang dikasarinya itu adalah gabenornya sendiri. Lantas dia meminta maaf lalu menyuruh Salman menurunkan karung yang sedang dipikulnya itu. Tetapi Salman menjawab: "Oh tidak mengapa tuan. Biarlah saya memikul barang tuan ini hingga sampai ke rumah tuan". Demikianlah ketinggian budi pekerti Salman Al-Farisi, salah seorang sahabat Rasulullh saw. yang tidak mementingkan darjat kedudukan.


sumber:


IKRAMAH BIN ABU JAHAL

Islam menyaksikan kelahiran banyak tokoh-tokoh terkemuka. Antara yang hebat adalah Ikramah bin Abu Jahal. Seorang pemuda yang pada awalnya sangat menentang Islam. Akhirnya menjadi seorang pembela Islam yang tegar.

Peribadi

Ikramah merupakan seorang pemuda Quraisy yang gagah berani. Beliau lahir dari keturunan bangsawan Quraisy. Sangat dihormati dan dipandang mulia oleh penduduk Mekah pada masa itu. Beliau juga merupakan seorang penungang kuda yang sangat mahir.

Sebelum masuk Islam

Ikramah menolak dakwah Islam kerana terpengaruh dengan sikap ayahnya, Abu Jahal yang menentang Islam. Dek dorongan yang kuat dari ayahnya itu, beliau juga sangat memusuhi Rasulullah SAW dan menyeksa umat Islam yang lain.

Perang Badar menyaksikan Ikramah menjadi sayap kanan kepada ayahnya. Namun, Abu Jahal terbunuh dalam peperangan tersebut. Tambah malang lagi ia disaksikan sendiri oleh Ikramah. Namun ia tidak mampu berbuat apa-apa kerana mahu menyelamatkan diri sendiri.

Permusuhan Islam Semakin Memuncak

Sejak kematian ayahnya itu, kebenciannya pada Islam semakin menebal. Kali ini bukan kerana benci terhadap Islam, tetapi kerana mahu membalas kematian ayahnya itu. Dalam beberapa peperangan melawan kaum muslimin, beliau antara yang berada dibarisan hadapan.

Perang Uhud menyaksikan Ikramah menjadi sayap kiri pasukan Quraisy manakala Khalid al-Walid menjadi sayap kanan memimpin pasukan berkuda. Kedua panglima ini gagah memecah belahkan tentera Islam.

Perang Khandak menyaksikan beliau antara yang semangat ingin memecah banteng pertahanan tentera Islam Madinah pada masa itu. Setiap hari beliau berpusing sekitar parit untuk mencari jalan hendak menembusi Madinah.

Ketika pembukaan kota Mekah berlangsung, Ikramah mengambil keputusan melawan tentera Islam yang hendak masuk ke Mekah. Ikramah mengumpulkan pengikutnya untuk menyerbu tentera Islam yang masuk ke Mekah.

Namun, ia sangat terkejut melihat Khalid al-Walid yang menyerbunya ketika itu. Namun, beliau tetap tekad melawan Islam. Akhirnya tenteranya tewas. Ikramah sempat melarikan diri dari dibunuh.

Beliau merasa sangat menyesal pada masa itu. Mekah tidak lagi aman baginya. Beliau akhirnya menuju ke Yaman.

Isteri Solehah

Ummu Hakim, isteri Ikramah sangat bimbang akan keadaan suaminya. Beliau kemudian mendapat tahu suaminya di Yaman. Beliau ditemani pembantunya, seorang yang berbangsa Rom, untuk menemaninya sampai ke Yaman

Namun, dalam perjalanan, pembantunya itu merayunya berbuat maksiat. Tetapi Ummu Hakim sangat setia pada suaminya itu. Selain itu, dia dapat menanganinya dengan bijaksana. Dia memberi harapan dengan melewat-lewat masa sambil meneruskan perjalanan.

Sesampai sahaja di sebuah perkampungan Arab, Ikramah segera meminta tolong kepada penduduk disitu dan menyatakan niat jahat pembantunya itu. Pembantunya itu akhirnya ditangkap. Dapatlah Ummu Hakim meneruskan perjalanannya dengan aman.

Pertemuan Cinta Suci

Akhirnya Ummu Hakim bertemu dengan suaminya di Pantai Laut Merah. Mereka berpeluk kegembiraan. Ummu Hakim meminta suaminya untuk pulang bersamanya ke Mekah. Sambil menyatakan Rasulullah sudah mengampunkan kesalahannya itu.

Ikramah dengan senang hati mengikut isterinya pulang ke Mekah. Dalam perjalanan pulang, Ummu Hakim menceritakan perihal pembantunya kepada Ikramah. Mereka kemudian singgah di perkampungan Arab tersebut.

Disebabkan terlalu marah dengan pembantunya itu, Ikramah mengambil keputusan membunuh pembantunya itu. Mereka seterusnya meneruskan perjalanan ke Mekah.

Mengucap Kalimah Syahadah

Ketibaan Ikramah dan isterinya disambut oleh Rasulullah dan para sahabat. Mereka seolah-olah sudah menduga kedatangan Ikramah ke Mekah. Baginda Rasulullah gembira dengan kedatangan Ikramah tersebut.

Lantas, dihadapan baginda, Ikramah mengucap dua kalimah syahadah. Ikramah berjanji akan mengubah perangainya dan bersedia membela Islam dengan tangannya. Ikramah mahu bertaubat dan menebus kesilapannya yang dulu.

Pahlawan Islam yang Berani

Ternyata Ikramah menepati kata-katanya itu. Kalau dahulu hidup dan matinya melawan Islam, kini beliau berjuang berhabis-habisan mempertahankan kalimah tauhid Islam.

Perang Yarmuk menyaksikan tentera Islam diserang bertubi-tubi oleh tentera Rom. Ikramah kemudian mara kehadapan menyerang tentera Rom yang sedang menggila. Beliau menghalau pasukan musuh yang sedang mara kehadapan.

Akhirnya, beliau gugur terkorban dalam peperangan tersebut. Meskipun sedemikian, tentera Islam berjaya mendapat kemenangan yang gemilang.



Sumber:

Hazrat Abu Hurairah r.a


Hazrat Abu Hurairah r.a

Hazrat Abu Hurairah r.a berkata, "Sekiranya kamu melihat keadaan kami dahulu, sebahagian daripada kami tidak mempunyai makanan buat beberapa waktu walaupun hanya untuk menegakkan tulang belakang. Disebabkan kelaparan, kadang-kadang saya menekan dada ke bumi dan kadang-kadang saya meniarap dengan meletakkan segala kekuatan ke perut dan kadang-kadang saya mengikat batu pada perut."

Pada suatu hari saya duduk di jalan yang biasa dilalui oleh para sahabat yang besar. Hazrat Abu Bakar r.a telah lalu. saya mula bertanya sesuatu kepada beliau dengan harapan beliau akan terus melayan percakapan saya dan terus membawa saya ke rumah. Kemudian seperti biasa beliau akan melayan saya dengan menghidangkan apa-apa makanan yang ada di dalam rumah. Namun demikian, beliau tidak melakukan seperti itu (mungkin kerana tidak terlintas di hati beliau atau kerana telah diketahui keadaan di rumahnya juga yang tidak mempunyai apa-apa).

Selepas itu Hazrat 'Umar r.a pula yang lalu. Bersama beliau pun keadaan yang sama telah berlaku. Kemudian Rasulullah s.a.w yang lalu. Melihatkan saya, Baginda s.a.w pun tersenyum. Baginda s.a.w telah memahami keadaan dan tujuan saya. Baginda s.a.w berkata, "Abu Hurairah, ikutlah bersama saya."

Lalu saya pun terus bersama Baginda s.a.w. Baginda telah pulang ke rumah. Di dalam rumah terdapat satu mangkuk susu yang telah dihantarkan kepada Baginda s.a.w. Baginda bertanya. "Dari manakah susu ini?"

Telah dijawab, "Dari tempat sekian untuk Rasulullah sebagai hadiah."

Kemudian Baginda s.a.w bersabda, "Abu Hurairah, pergilah panggil ahlussuffah dan bawa mereka ke mari."

Ahlussuffah dikira sebagai tetamu Islam. Mereka ialah orang-orang yang tidak mempunyai rumah dan tidak mempunyai tempat tinggal dan tidak ada pengurusan makanan yang tetap untuk mereka. Bilangan mereka tidak menentu mengikut masa. Namun, pada masa kisah ini berlaku jumlah mereka ialah tujuh puluh orang. Menjadi kebiasaaan Rasulullah s.a.w juga bahawa mereka dipasangkan berdua-dua atau berempat-empat dan dijadikan tetamu kepada para sahabat yang agak kaya. Sekiranya terdapat pemberian sedekah dari mana-mana maka akan dihantar kepada mereka tetapi Baginda s.a.w sendiri tidak akan menyertai mereka. Sekiranya terdapat pemberian hadiah dari mana-mana maka Rasulullah sendiri akan bersama mereka.

Rasulullah s.a.w telah memerintah agar memanggil mereka. Hati saya terasa berat memikirkan jumlah susu itu. Banyak mana sangat untuk membolehkan saya menjemput mereka semua. Bagaimana mungkin untuk setiap orang? Sedangkan susu itu tidak mencukupi untuk satu orang pun. Selepas mereka dijemput, sayalah yang akan diperintahkan untuk memberi mereka minum. Oleh kerana itu, saya akan menjadi orang terakhir minum dan sudah tentu susu itu tidak akan tinggal sedikit pun. Namun demikian, apakah ada jalan lain selain mentaati Nabi s.a.w?

Saya telah pergi dan menjemput kesemua mereka. Rasulullah s.a.w bersabda, "Nah ambil, berilah mereka minum."

Saya mengambil mangkuk itu dan menyerahkan kepada seorang demi seorang daripada mereka dan setiap orang akan minum sepuas-puasnya kemudian barulah dikembalikan mangkuk itu kepada saya. Demikianlah saya telah memberi minum kepada mereka semua dan kesemua mereka telah minum dengan puas.

Kemudian Rasulullah mengambil mangkuk tadi lalu memegang mangkuk itu dengan tangan Baginda sambil memandang kepada saya dengan tersenyum. Baginda s.a.w berkata, "Sekarang hanya tinggal kamu dan saya sahaja."

Saya menjawab, "Begitulah."

Baginda mengarahkan, "Ambil dan minumlah." Saya pun mula minum. Baginda s.a.w mengarah lagi, "Minumlah lagi." Saya pun minum lagi. Akhirnya saya berkata kepada Baginda "Sekarang saya tidak boleh minum lagi." Selepas itu Rasulullah menghabiskan susu yang masih tinggal
itu.

Petikan: Kitab Fadhilat Amal (Kisah Para Sahabat)


Sumber:


Salman al-Farisy pencari kebenaran

Sesungguhnya sesiapa yang mencari kebenaran, pasti akan menemuinya. Kisah ini adalah kisah benar pengalaman seorang manusia mencari agama yang benar (hak), iaitu pengalaman Salman Al Farisy

Marilah kita semak Salman menceritakan pengalamannya selama mengembara mencari agama yang hak itu. Dengan ingatannya yang kuat, ceritanya lebih lengkap, terperinci dan lebih terpercaya. seorang sahabat Rasulullah saw.

Dari Abdullah bin Abbas Radhiyallahu 'Anhuma berkata, "Salman al-Farisi Radhiyallahu 'Anhu menceritakan biografinya kepadaku dari mulutnya sendiri. Kata Salman, "Saya pemuda Parsi, penduduk kota Isfahan, berasal dari desa Jayyan. Bapaku pemimpin Desa. Orang terkaya dan berkedudukan tinggi di situ. Aku adalah insan yang paling disayangi ayah sejak dilahirkan. Kasih sayang beliau semakin bertambah seiring dengan peningkatan usiaku, sehingga kerana teramat sayang, aku dijaga di rumah seperti anak gadis.

Aku mengabdikan diri dalam Agama Majusi (yang dianut ayah dan bangsaku).  Aku ditugaskan untuk menjaga api penyembahan kami supaya api tersebut sentiasa menyala.

Ayahku memiliki kebun yang luas, dengan hasil yang banyak Kerana itu beliau menetap di sana untuk mengawasi dan memungut hasilnya. Pada suatu hari bapa pulang ke desa untuk menyelesaikan suatu urusan penting. Beliau berkata kepadaku, "Hai anakku! Bapa sekarang sangat sibuk. Kerana itu pergilah engkau mengurus kebun kita hari ini menggantikan Bapa.''

Aku pergi ke kebun kami. Dalam perjalanan ke sana aku melalui sebuah gereja Nasrani. Aku mendengar suara mereka sedang sembahyang. Suara itu sangat menarik perhatianku.

Sebenarnya aku belum mengerti apa-apa tentang agama Nasrani dan agama-agama lain. Kerana selama ini aku dikurung bapa di rumah, tidak boleh bergaul dengan siapapun. Maka ketika aku mendengar suara mereka, aku tertarik untuk masuk ke gereja itu  dan mengetahui apa yang sedang mereka lakukan. Aku kagum dengan cara mereka bersembahyang dan ingin menyertainya.

Kataku, "Demi Allah! ini lebih bagus daripada agama kami."Aku tidak berganjak dari gereja itu sehinggalah petang. Sehingga aku terlupa untuk ke kebun.

Aku bertanya kepada mereka, "Dari mana asal agama ini?"

"Dari Syam (Syria)," jawab mereka.

Setelah hari senja, barulah aku pulang. Bapa bertanyakan urusan kebun yang ditugaskan beliau kepadaku.

Jawabku, "Wahai, Bapa! Aku bertemu dengan orang sedang sembahyang di gereja. Aku kagum melihat mereka sembahyang. Belum pernah aku melihat cara orang sembahyang seperti itu. Kerana itu aku berada di gereja mereka sampai petang."

Bapa menasihati akan perbuatanku itu. Katanya, "Hai, anakku! Agama Nasrani itu bukan agama yang baik. Agamamu dan agama nenek moyangmu (Majusi) lebih baik dari agama Nasrani itu!"

Jawabku, "Tidak! Demi Allah! Sesungguhnya agama merekalah yang lebih baik dari agama kita."

Bapa khuatir dengan ucapanku itu. Dia takut kalau aku murtad dari agama Majusi yang kami anuti. Kerana itu dia mengurungku dan membelenggu kakiku dengan rantai.

Ketika aku beroleh kesempatan, kukirim surat kepada orang-orang Nasrani minta tolong kepada mereka untuk memaklumkan kepadaku andai ada kafilah yang  akan ke Syam supaya memberitahu kepadaku. Tidak berapa lama kemudian, datang kepada mereka satu kafilah yang hendak pergi ke Syam. Mereka memberitahu kepadaku.

Maka aku berusaha untuk membebaskan diri daripada rantai yang membelengu diriku dan melarikan diri bersama kafilah tersebut ke Syam.

Sampai di sana aku bertanya kepada mereka, "Siapa kepala agama Nasrani di sini?"

"Uskup yang menjaga "jawab mereka.

Aku pergi menemui Uskup seraya berkata kepadanya, "Aku tertarik masuk agama Nasrani. Aku bersedia menadi pelayan anda sambil belajar agama dan sembahyang bersama-sama anda."

'Masuklah!" kata Uskup.

Aku masuk, dan membaktikan diri kepadanya sebagai pelayan.

Setelah beberapa lama aku berbakti kepadanya, tahulah aku Uskup itu orang jahat. Dia menganjurkan jama'ahnya bersedekah dan mendorong umatnya beramal pahala. Bila sedekah mereka telah terkumpul, disimpannya saja dalam perbendaharaannya dan tidak dibahagi-bahagikannya kepada fakir miskin sehingga kekayaannya telah berkumpul sebanyak tujuh peti emas.

Aku sangat membencinya kerana perbuatannya yang mengambil kesempatan untuk mengumpul harta dengan duit sedekah kaumnya. tidak lama kemudian dia meninggal. Orang-orang Nasrani berkumpul hendak menguburkannya.

Aku berkata kepada mereka, 'Pendeta kalian ini orang jahat. Dianjurkannya kalian bersedekah dan digembirakannya kalian dengan pahala yang akan kalian peroleh. Tapi bila kalian berikan sedekah kepadanya disimpannya saja untuk dirinya, tidak satupun yang diberikannya kepada fakir miskin."

Tanya mereka, "Bagaimana kamu tahu demikian?"

Jawabku, "Akan kutunjukkan kepada kalian simpanannya."

Kata mereka, "Ya, tunjukkanlah kepada kami!"

Maka kuperlihatkan kepada mereka simpanannya yang terdiri dan tujuh peti, penuh berisi emas dan perak. Setelah mereka saksikan semuanya, mereka berkata, "Demi Allah! Jangan dikuburkan dia!"

Lalu mereka salib jenazah uskup itu, kemudian mereka lempari dengan batu. Sesudah itu mereka angkat pendeta lain sebagai penggantinya. Akupun mengabdikan diri kepadanya. Belum pernah kulihat orang yang lebih zuhud daripadanya. Dia sangat membenci dunia tetapi sangat cinta kepada akhirat. Dia rajin beribadat siang malam. Kerana itu aku sangat menyukainya, dan lama tinggal bersamanya.

Ketika ajalnya sudah dekat, aku bertanya kepadanya, "Wahai guru! Kepada siapa guru mempercayakanku seandainya guru meninggal. Dan dengan siapa aku harus berguru sepeninggalan guru?"

Jawabnya, "Hai, anakku! Tidak seorang pun yang aku tahu, melainkan seorang pendeta di Mosul, yang belum merubah dan menukar-nukar ajaran-ajaran agama yang murni. Hubungi dia di sana!"

Maka tatkala guruku itu sudah meninggal, aku pergi mencari pendeta yang tinggal di Mosul. Kepadanya kuceritakan pengalamanku dan pesan guruku yang sudah meninggal itu.

Kata pendeta Mosul, "Tinggallah bersama saya."

Aku tinggal bersamanya. Ternyata dia pendeta yang baik. Ketika dia hampir meninggal, aku berkata kepada nya, "Sebagaimana guru ketahui, mungkin ajal guru sudah dekat. Kepada siapa guru mempercayai seandainya  guru sudah tiada?"

Jawabnya, "Hai, anakku! Demi Allah! Aku tak tahu orang yang seperti kami, kecuali seorang pendeta di Nasibin. Hubungilah dia!"

Ketika pendeta Mosul itu sudah meninggal, aku pergi menemui pendeta di Nasibin. Kepadanya kuceritakan pengalamanku serta pesan pendeta Mosul.

Kata pendeta Nasibin, "Tinggallah bersama kami!"

Setelah aku tinggal di sana, ternyata pendeta Nasibin itu memang baik. Aku mengabdi dan belajar dengannya sehinggalah beliau wafat. Setelah ajalnya sudah dekat, aku berkata kepadanya, "Guru sudah tahu perihalku maka kepada siapa harusku berguru seandainya guru meninggal?"

Jawabnya, "Hai, anakku! Aku tidak tahu lagi pendeta yang masih memegang teguh agamanya, kecuali seorang pendeta yang tinggal di Amuria. Hubungilah dia!"

Aku pergi menghubungi pendeta di Amuria itu. Maka kuceritakan kepadanya pengalamanku.

Katanya, "Tinggallah bersama kami!

Dengan petunjuknya, aku tinggal di sana sambil mengembala kambing dan sapi. Setelah guruku sudah dekat pula ajalnya, aku berkata kepadanya, "Guru sudah tahu urusanku. Maka kepada siapakah lagi aku akan anda percayai seandainya  guru meninggal dan apakah yang harus kuperbuat?"

Katanya, "Hai, anakku! Setahuku tidak ada lagi di muka bumi ini orang yang berpegang teguh dengan agama yang murni seperti kami. Tetapi sudah hampir tiba masanya, di tanah Arab akan muncul seorang Nabi yang diutus Allah membawa agama Nabi Ibrahim.

Kemudian dia akan berpindah ke negeri yang banyak pohon kurma di sana, terletak antara dua bukit berbatu hitam. Nabi itu mempunyai ciri-ciri yang jelas. Dia mahu menerima dan memakan hadiah, tetapi tidak mahu menerima dan memakan sedekah. Di antara kedua bahunya terdapat tanda kenabian. Jika engkau sanggup pergilah ke negeri itu dan temuilah dia!"

Setelah pendeta Amuria itu wafat, aku masih tinggal di Amuria, sehingga pada suatu waktu segerombolan saudagar Arab dan kabilah "Kalb" lewat di sana. Aku berkata kepada mereka, "Jika kalian mahu membawaku ke negeri Arab, aku berikan kepada kalian semua sapi dan kambing-kambingku."

Jawab mereka, "Baiklah! Kami bawa engkau ke sana."

Maka kuberikan kepada mereka sapi dan kambing peliharaanku semuanya. Aku dibawanya bersama-sama mereka. Sesampainya kami di Wadil Qura aku ditipu oleh mereka. Aku dijual kepada seorang Yahudi. Maka dengan terpaksa aku pergi dengan Yahudi itu dan berkhidmat kepadanya sebagai hamba. Pada suatu hari anak saudara majikanku datang mengunjunginya, iaitu Yahudi Bani Quraizhah, lalu aku dibelinya daripada majikanku.

Aku berpindah  ke Yastrib dengan majikanku yang baru ini. Di sana aku melihat banyak pohon kurma seperti yang diceritakan guruku, Pendeta Amuria. Aku yakin itulah kota yang dimaksud guruku itu. Aku tinggal di kota itu bersama majikanku yang baru.

Ketika itu Nabi yang baru diutus sudah muncul. Tetapi baginda masih berada di Makkah menyeru kaumnya. Namun begitu aku belum mendengar apa-apa tentang kehadiran serta da'wah yang baginda sebarkan kerana aku terlalu sibuk dengan tugasku sebagai hamba.

Tidak berapa lama kemudian, Rasulullah saw. berpindah ke Yastrib. Demi Allah! Ketika itu aku sedang berada di puncak pohon kurma melaksanakan tugas yang diperintahkan majikanku. Dan majikanku itu duduk di bawah pohon. Tiba-tiba datang anak saudaranya mengatakan, "Biar mampus Bani Qaiah!( kabilah Aus dan Khazraj) Demi Allah! Sekarang mereka berkumpul di Quba' menyambut kedatangan lelaki dari Makkah yang mendakwa dirinya Nabi."

Mendengar ucapannya itu badanku terasa panas dingin seperti demam, sehingga aku menggigil kerananya. Aku kuatir akan jatuh dan tubuhku akan menimpa majikanku. Aku segera turun dari puncak ponon, lalu bertanya kepada tamu itu, "Apa kabar anda? Cubalah khabarkan kembali kepadaku!"

Majikanku marah dan memukulku seraya berkata, "Ini bukan urusanmu! Kerjakan tugasmu kembali!"

Keesokannya aku mengambil buah kurma seberapa banyak yang mampu kukumpulkan. Lalu kubawa ke hadapan Rasulullah saw..

Kataku "Aku tahu tuan orang soleh. Tuan datang bersama-sama sahabat  tuan sebagai perantau. Inilah sedikit kurma dariku untuk sedekahkan kepada tuan. Aku lihat tuanlah yang lebih berhak menerimanya daripada yang lain-lain." Lalu aku hulurkan kurma itu ke hadapannya.

Baginda berkata kepada para sahabatnya, "silakan kalian makan,...!" Tetapi baginda tidak menyentuh sedikit pun makanan itu apalagi untuk memakannya.

Aku berkata dalam hati, "Inilah satu di antara ciri cirinya!"

Kemudian aku pergi meninggalkannya dan kukumpulkan pula sedikit demi sedikit kurma yang terdaya kukumpulkan. Ketika Rasulullah saw. pindah dari Quba' ke Madinah, kubawa kurma itu kepada baginda.

Kataku, "Aku lihat tuan tidak mahu memakan sedekah. Sekarang kubawakan sedikit kurma, sebagai hadiah untuk tuan."

Rasulullah saw. memakan buah kurma yang kuhadiahkan kepadanya. Dan baginda mempersilakan pula para sahabatnya makan bersama-sama dengannya. Kataku dalam hati, "ini ciri kedua!"

Kemudian kudatangi baginda di Baqi', ketika baginda menghantar jenazah sahabat baginda untuk dimakamkan di sana. Aku melihat baginda memakai dua helai kain. Setelah aku memberi salam kepada baginda, aku berjalan mengekorinya sambil melihat ke belakang baginda untuk melihat tanda kenabian yang dikatakan guruku.

Agaknya baginda mengetahui maksudku. Maka dijatuhkannya kain yang menyelimuti belakangnya, sehingga aku melihat dengan jelas tanda kenabiannya.

Barulah aku yakin, dia adalah Nabi yang baru diutus itu. Aku terus memeluk bagindanya, lalu kuciumi dia sambil menangis.

Tanya Rasulullah, "Bagaimana khabar Anda?"

Maka kuceritakan kepada beliau seluruh kisah pengalamanku. Beliau kagum dan menganjurkan supaya aku menceritakan pula pengalamanku itu kepada para sahabat baginda. Lalu kuceritakan pula kepada mereka. Mereka sangat kagum dan gembira mendengar kisah pengalamanku.

Berbahagilah Salman Al-Farisy yang telah berjuang mencari agama yang hak di setiap tempat. Berbahagialah Salman yang telah menemukan agama yang hak, lalu dia iman dengan agama itu dan memegang teguh agama yang diimaninya itu. Berbahagialah Salman pada hari kematiannya, dan pada hari dia dibangkitkan kembali kelak.

Salman sibuk bekerja sebagai hamba. Dan kerana inilah yang menyebabkan Salman terhalang mengikuti perang Badar dan Uhud. "Rasulullah saw. suatu hari bersabda kepadaku, "Mintalah kepada majikanmu untuk bebas, wahai Salman!" Maka majikanku membebaskan aku dengan tebusan 300 pohon kurma yang harus aku tanam untuknya dan 40 uqiyah.

Kemudian Rasulullah saw. mengumpulkan para sahabat dan bersabda, "Berilah bantuan kepada saudara kalian ini." Mereka pun membantuku dengan memberi pohon (tunas) kurma. Seorang sahabat ada yang memberiku 30 pohon, atau 20 pohon, ada yang 15 pohon, dan ada yang 10 pohon, setiap orang sahabat memberiku pohon kurma sesuai dengan kadar kemampuan mereka, sehingga terkumpul benar-benar 300 pohon.

Setelah terkumpul Rasulullah saw. bersabda kepadaku, "Berangkatlah wahai Salman dan tanamlah pohon kurma itu untuk majikanmu, jika telah selesai datanglah kemari aku akan meletakkannya di tanganku."

Aku pun menanamnya dengan dibantu para sahabat. Setelah selesai aku menghadap Rasulullah saw. dan memberitahukan perihalku, Kemudian Rasulullah saw. keluar bersamaku menuju kebun yang aku tanami itu. Kami dekatkan pohon (tunas) kurma itu kepada baginda dan Rasulullah  saw. pun meletakkannya di tangan baginda. Maka, demi jiwa Salman yang berada di tanganNya, tidak ada sebatang pohon pun yang mati.

Untuk tebusan pohon kurma sudah dipenuhi, aku masih mempunyai tanggungan wang sebesar 40 uqiyah. Kemudian Rasulullah  saw. membawa emas sebesar telur ayam hasil dari rampasan perang. Lantas baginda bersabda,  "Apa yang telah dilakukan Salman al-Farisi?"

Kemudian aku dipanggil baginda, lalu baginda bersabda,  "Ambillah emas ini, gunakan untuk melengkapi tebusanmu wahai Salman!"

"Wahai Rasulullah saw., bagaimana status emas ini bagiku? Soalku inginkan kepastian daripada baginda.

Rasulullah menjawab, "Ambil saja! Insya Allah, Allah Subhanahu wa Ta'ala akan memberi kebaikan kepadanya." Kemudian aku menimbang emas itu. Demi jiwa Salman yang berada di tanganNya, berat ukuran emas itu 40 uqiyah. Kemudian aku penuhi tebusan yang harus aku serahkan kepada majikanku, dan aku dimerdekakan.

Setelah itu aku turut serta bersama Rasulullah saw. dalam perang Khandaq, dan sejak itu tidak ada satu peperangan yang tidak aku ikuti.'

(HR. Ahmad, 5/441; ath-Thabrani dalam al-Kabir(6/222); lbnu Sa'ad dalamath-Thabagat, 4/75; al-Balhaqi dalam al-kubra, 10/323.)



Sumber:


TAPANULI NADEGES BLOGNYA ORANG TAPANULI

Masyarakat Tapanuli juga bisa berperan dalam mengirimkan berita tentang tapanuli, baik itu budaya, adat istiadat, peristiwa alam, perjalanan, maupun karya seni seperti photo video, cerpen dll. dapat dikirimkan ke email: tapanulinadeges@gmail.com http://tapanulinadeges.blogspot.com/2013/11/mari-kirimkan-karyamu-ke-tapanuli.html

Tapanuli Tanah yang kaya dan masyarakatnya beradat
Assalamualaikumwarahmatullahiwabarakatuh