Bismillahirrohmanirrohim

Assalamualaikumwarahmatullahiwabarakatuh

Selasa, 02 April 2013

Seputar Suku Nias

Suku Nias adalah kelompok masyarakat yang
hidup di pulau Nias. Dalam bahasa aslinya,
orang Nias menamakan diri mereka "Ono
Niha" (Ono = anak/keturunan; Niha =
manusia) dan pulau Nias sebagai "Tanö
Niha" (Tanö = tanah).
Suku Nias adalah masyarakat yang hidup
dalam lingkungan adat dan kebudayaan yang
masih tinggi. Hukum adat Nias secara umum
disebut fondrakö yang mengatur segala segi
kehidupan mulai dari kelahiran sampai
kematian. Masyarakat Nias kuno hidup dalam
budaya megalitik dibuktikan oleh peninggalan
sejarah berupa ukiran pada batu-batu besar
yang masih ditemukan di wilayah pedalaman
pulau ini sampai sekarang. Kasta : Suku Nias
mengenal sistem kasta(12 tingkatan Kasta).
Dimana tingkatan kasta yang tertinggi adalah
" Balugu". Untuk mencapai tingkatan ini
seseorang harus mampu melakukan pesta
besar dengan mengundang ribuan orang dan
menyembelih ribuan ekor ternak babi selama
berhari-hari.
Asal Usul
Mitologi
Tari Perang
Menurut masyarakat Nias, salah satu mitos
asal usul suku Nias berasal dari sebuah pohon
kehidupan yang disebut "Sigaru Tora`a" yang
terletak di sebuah tempat yang bernama
"Tetehöli Ana'a". Menurut mitos tersebut di
atas mengatakan kedatangan manusia
pertama ke Pulau Nias dimulai pada zaman
Raja Sirao yang memiliki 9 orang Putra yang
disuruh keluar dari Tetehöli Ana'a karena
memperebutkan Takhta Sirao. Ke 9 Putra
itulah yang dianggap menjadi orang-orang
pertama yang menginjakkan kaki di Pulau
Nias.
Penelitian Arkeologi
Penelitian Arkeologi telah dilakukan di Pulau
Nias sejak tahun 1999 dan hasilnya ada yang
dimuat di Tempointeraktif, Sabtu 25
November 2006 dan di Kompas, Rabu 4
Oktober 2006 Rubrik Humaniora
menemukan bahwa sudah ada manusia di
Pulau Nias sejak 12.000 tahun silam yang
bermigrasi dari daratan Asia ke Pulau Nias
pada masa paleolitik, bahkan ada indikasi
sejak 30.000 tahun lampau kata Prof. Harry
Truman Simanjuntak dari Puslitbang Arkeologi
Nasional dan LIPI Jakarta. Pada masa itu
hanya budaya Hoabinh, Vietnam yang sama
dengan budaya yang ada di Pulau Nias,
sehingga diduga kalau asal usul Suku Nias
berasal dari daratan Asia di sebuah daerah
yang kini menjadi negara yang disebut
Vietnam.
↑Kembali Ke Bagian Sebelumnya
Marga Nias
Lihat pula: Daftar marga Nias
Suku Nias menerapkan sistem marga
mengikuti garis ayah (patrilineal). Marga-
marga umumnya berasal dari kampung-
kampung pemukiman yang ada.
↑Kembali Ke Bagian Sebelumnya
Khas Nias
Makanan Khas
Gowi Nihandro (Gowi Nitutu ; Ubi tumbuk)
Harinake (daging Babi cincang dengan
cacahan yang tipis dan kecil-kecil)
Godo-godo (ubi / singkong yang diparut,
dibentuk bulat-bulat kemudian direbus
setelah matang di taburi dengan kelapa
yang sudah di parut)
Köfö-köfö(daging ikan yang dihancurkan,
dibentuk bulat dan dijemur/dikeringkan/
diasap)
Ni'owuru (daging babi yang sengaja
diasinkan agar bisa bertahan lama)
Raki gae (pisang goreng)
Tamböyö (ketupat)
loma (beras ketan yang dimasak dengan
menggunakan buku bambu)
gae ni bogo (pisang bakar)
Kazimone (terbuat dari sagu)
Wawayase
Halu (alat untuk menumpuk padi)
Amaedola
Peribahasa dalam bahasa Nias
Aoha noro ni lului wahea,aoha noro nilului
waoso,alisi tafadaya-daya hulu ta fae wolo-
wolo.
kauko bahili, kauko bandraso,ofaolo goi
draugo, baufaolo goi ndra'o.
Hulo Nifokoli zila gae mbogi,siwa khonia
lala wekoli,bahasambua khonia lala dani.
Ala nasalawa ala na gere,Fakaole li
namohede.(By.Otniel Lase, lahewa.)
la'a-la'a akho itoro mbawa wato (F.ZEBUA)
Sokhi fau'du moroi ba mboro moroi na
fau'du ba hogu (ican)
mana hili nalakhao ba'ahori mendua
mano'o ni'a sero maokho (yulius buulolo)
Minuman
Tuo Nifarö (minuman yang berasal dari air
sadapan pohon nira (dalam bahasa Nias
"Pohon Nira" = "töla nakhe") yang telah
diolah dengan cara penyulingan)
Tuo mbanua (minuman tuak mentah yang
berasal dari air sadapan pohon kelapa)
↑Kembali Ke Bagian Sebelumnya
Budaya Nias
Lompat Batu
Hombo Batu (Lompat Batu)
Fatele/Foluaya(Tari Perang)
Maena
Tari Moyo
Tari Mogaele
Sapaan Ya'ahowu
Fame Ono nihalõ (Pernikahan)
Omo Hada(Rumah Adat)
Fame'e Tõi Nono Nihalõ (Pemberian nama
bagi perempuan yang sudah menikah)
Dalam budaya Ono Niha (Nias) terdapat cita-
cita atau tujuan rohani hidup bersama yang
termakna dalam salam “Ya’ahowu” (dalam
terjemahan bebas bahasa Indonesia “semoga
diberkati”). Dari arti Ya’ahowu tersebut
terkandung makna: memperhatikan
kebahagiaan orang lain dan diharapkan
diberkati oleh Yang Lebih Kuasa. Dengan kata
lain Ya’ahowu menampilkan sikap-sikap:
perhatian, tanggungjawab, rasa hormat, dan
pengetahuan. Jika seseorang bersikap
demikian, berarti orang tersebut
memperhatikan perkembangan dan
kebahagiaan orang lain : tidak hanya
menonton, tanggap, dan bertanggungjawab
akan kebutuhan orang lain (yang diucapkan :
Selamat – Ya’ahowu), termasuk yang tidak
terungkap, serta menghormatinya sebagai
sesama manusia sebagaimana adanya. Jadi
makna yang terkandung dalam “Ya’ahowu”
tidak lain adalah persaudaraan (dalam damai)
yang sungguh dibutuhkan sebagai wahana
kebersamaan dalam pembangunan untuk
pengembangan hidup bersama.

Dikutip dari Wikipedia.

1 komentar:

TAPANULI NADEGES BLOGNYA ORANG TAPANULI

Masyarakat Tapanuli juga bisa berperan dalam mengirimkan berita tentang tapanuli, baik itu budaya, adat istiadat, peristiwa alam, perjalanan, maupun karya seni seperti photo video, cerpen dll. dapat dikirimkan ke email: tapanulinadeges@gmail.com http://tapanulinadeges.blogspot.com/2013/11/mari-kirimkan-karyamu-ke-tapanuli.html

Tapanuli Tanah yang kaya dan masyarakatnya beradat
Assalamualaikumwarahmatullahiwabarakatuh