Bismillahirrohmanirrohim

Assalamualaikumwarahmatullahiwabarakatuh

Minggu, 07 April 2013


Abu Bakar As-Siddiq yang lembut hati - sebuah biografi dan studi analisi tentang permulaan sejarah islam sepeninggalan Nabi s.a.w. oleh Muhammad Husain Haekal (Part 1 - Prakata)


PRAKATA
 Semua peristiwa sejarah dunia Islam catatannya didasarkan pada hijrah Nabi dari Mekah ke Medinah. Rahasia diambilnya peristiwa  besar ini sebagai permulaan sejarah Islam, karena waktu itulah permulaan Allah memberikan kemenangan kepada Rasul-Nya dalam  menghadapi mereka yang mcmerangi risalahnya di tanah suci itu.  Kemudian mereka melakukan perbuatan-perbuatan makar hendak membunuhnya. Dalam hijrah itu hanya Abu Bakr sendiri saja yang menemani Rasulullah. Dalam sakitnya yang terakhir dan ketika  sudah  tidak kuat lagi mengimami salat, Rasulullah meminta Abu Bakr bertindak memimpin salat itu menggantikannya. la tidak ingin tempat ini dipegang oleh Umar bin Khattab.

Nabi memilih Abu Bakr dalam hijrah dan salat
 Dipilihnya Abu Bakr menemaninya ketika hijrah dan mengimami salat menggantikannya, karena Abu Bakr Muslim pertama yang beriman kepada Allah dan kepada Rasulullah, dan demi imannya itu  pula dialah yang paling banyak berkorban. Sejak masuk Islam besar  sekali hasratnya hendak membantu Nabi dalam berdakwah demi  agama  Allah dan membela kaum Muslimin. la lebih mencintai  Rasulullah daripada dirinya sendiri, mendampinginya selalu dalam  setiap peristiwa. Di samping itu, di samping iman yang begitu teguh  akhlaknya pun sudah mendekati kesempurnaan, cintanya begitu besar  kepada orang lain, paling dekat dan akrab kepada mereka.
 Jika demikian halnya, tidak heran bila Muslimin kemudian mengangkatnya sebagai pengganti Rasulullah. Memang, tidak heranlah dengan sikapnya itu ia membela Islam dan menyebarkan agama Allah  di muka bumi ini. Dialah yang telah memulai sejarah lahirnya kedaulatan1  Islam, (1  Pengertian kedaulatan di sini dan di bagian-bagian lain dalam buku ini  merupakan terjemahan kata bahasa Arab imbaraturiyah, 'sebuah kedaulatan besar, luas  dan banyak jumlahnya, dengan kekuatan yang besar meliputi bcrbagai macam bangsa,  golongan, ras) yang kemudian menyebar di timur dan di barat, ke India dan  Tiongkok di Asia, ke Maroko dan Andalusia di Afrika dan Eropa,  dan  yang kemudian mengarahkan kebudayaan umat manusia ke  suatu  tujuan, yang pengaruhnya di seluruh dunia masih terasa sampai  sekarang.


Sebuah studi tentang kedaulatan Islam
 Selesai menulis kedua buku saya,  Sejarah Hidup Muhammad  dan Fi Manzilil-Wahy ("Di Lembah Wahyu,") terlintas dalam pikiran  saya hendak mengadakan beberapa studi lagi mengenai sejarah  kedaulatan Islam sejagat ini, serta sebab-sebab kebesaran dan  kemundurannya. Tetapi dalam hal ini saya tergoda oleh suatu  pemikiran bahwa kedaulatan Islam ini adalah hasil ajaran-ajaran dan tuntunan Nabi juga. Dalam melakukan studi sejarah Nabi   Sallallahu    'alaihi wasallam dan melihat hasil studi ini yang memang indah,  yang  sudah sepatutnya akan mcngantarkan langkah umat manusia ke  arah kebudayaan yang selama ini didambakan, maka dalam  mengadakan studi kedaulatan ini serta perkembangannya, lebih besar  lagi hasrat kita hendak mengambil teladan dan ajaran-ajaran Rasulullah  sebagai pangkal bertolak. Hal ini akan mempermudah kita  memperolch  pengetahuan baru mengenai kehidupan yang begitu  cemcrlang dan agung. Para ahli rasanya akan lebih puas dengan apa yang pernah saya imbau agar kita lebih mendalami kenyataankenyataan  psikologis di samping rohani yang terkandung di dalamnya. Ilmu  pengetahuan dengan segala sarananya, dengan segala dalil yang pernah  dikemukakan, belum dapat membuktikan, juga tak dapat menafikan.  Padahal itu merupakan dasar kebahagiaan hidup umat manusia dan sekaligus menjadi juru kemudinya.

 Terdorong oleh pemikiran semacam itu, saya yakin bahwa pengenalan kita pada masa lampau dengan sendirinya akan memberikan gambaran masa depan, dan sekaligus membimbing upaya kita ke arah tujuan  yang sesuai dengan kodrat kita sebagai manusia. Masa lampau, masa  sekarang dan masa depan merupakan satu kesatuan yang tak  tcrpisahkan. Mengenai masa lampau adalah suatu langkah untuk  mencntukan diagnosis yang tepat masa sekarang serta mengatur masa yang akan datang. Sama halnya dengan pengetahuan seorang dokter mengenai masa lampau penyakit penderitanya, yakni langkah paling  baik untuk membuat diagnosis serta cara pengobatannya.


dan kebudayaan yang beraneka warna',  (al-Mu'jam al-Kabir); imperium (Latin) atau empire (Inggris),  di Rumawi kuno, kedaulatan di tangan seorang pemimpin militer tertinggi; kekuasaan tertinggi, kedaulatan mutlak, absolut, kedaulatan kekaisaran'   Webster's New Twentienth Century Dictionary. Pnj.



Masa sekarang yang telah dilahirkan oleh kedaulatan Islam,  dalam arti khusus meliputi semua bangsa berbahasa Arab, dan mereka  yakin pula bahasa mereka mempunyai hubungan atau nasab dengan penduduk jazirah itu, dan Mesir merupakan pusat lingkaran  bangsa-bangsa itu: dikelilingi oleh Palestina, Suria dan Irak di sebelah timur; Tripoli, Tunis, Aljazair dan Maroko di sebelah barat.  Dalam  arti umum,  sekarang meliputi semua bangsa yang beragama Islam di  Asia, Afrika dan Eropa. Sudah tentu studi tentang masa lampau  kedaulatan Islam yang selalu mempersatukan bangsa-bangsa itu semua  akan menjadi pusat perhatian bersama dan masing-masing yang  melihat  wajahnya ke masa empat belas abad silam itu akan tampak  dalam studi ini. Dengan demikian akan kita ketahui pula faktor-faktor  yang telah menyebabkan wajah itu ternoda sampai menjadi rusak, dan  dengan pengetahuan itu kita akan mencarikan jalan bagaimana wajah  itu  hams kita kembalikan kepada keagungannya semula, kepada keindahannya yang memang begitu cemerlang.

Sementara saya sedang memikirkan hal ini dan segala sesuatunya yang berhubungan dengan itu, beberapa pihak yang pernah memperlihatkan rasa  simpatinya terhadap  buku  Hayat Muhammad  (Sejarah Hidup Muhammad) mendorong saya untuk membuat juga studi mengenai biografi pengganti-penggantinya yang mula-mula, dan secara khusus menulis biografi yang menyeluruh mengenai beberapa  pahlawan  Islam masa itu, untuk setiap orang ditulis sebuah biografi  tersendiri. Kalaupun keinginan teman-teman itu memang  mcnyenangkan saya dan juga berkenan di hati, saya sungguh prihatin  atas apa yang mereka harapkan itu; suatu hal yang tak akan cukup  upaya untuk menyelesaikannya, dan hanya akan menjadi beban yang  berat bagi mereka yang sama-sama membantu.

Kenapa dimulai dari biografi Abu Bakr
 Biografi Umar bin Khattab misalnya, yang banyak dibicarakan  orang, karena mereka melihat bahwa sejarah Umar itu adalah titik  gemilang dalam wajah sejarah Islam. Dalam hal ini saya berkata  dalam  hati: kalau begitu kenapa tidak saya mulai dengan sejarah Abu  Bakr saja, dengan membuat studi dan mengemukakannya seperti yang  sudah saya lakukan dengan Sejarah Hidup Muhammad? Abu Bakr,  sahabat dekat Muhammad, orang yang paling banyak berhubungan dengan dia, di samping memang orang yang paling setia dan paling banyak mengikuti ajaranajarannya. Di samping itu ia memang orang  yang sangat ramah dan lembut hati, dan karena dia jugalah puluhan  dan ratusan ribu Muslimin tersebar ke segenap penjuru, Juga, dengan  segala kelembutannya itu dia adalah Khalifah pertama. Dialah yang telah memperkuat Islam  kcmbali tatkala orang-orang Arab yang murtad mencoba mau  menggoyahkan sendi-sendi Islam, di samping juga dialah yang telah  merintis penyebaran Islam ke luar dan merintis pula kedaulatannya.

Jika terlaksana maksud saya menulis sejarah hidupnya seperti  yang saya harapkan, kiranya saya sudah juga membuka jalan ke arah penulisan sejarah kedaulatan ini seluruhnya atau sebagiannya. Dengan  demikian, apa yang dikehendaki Allah agar tujuan yang agung ini  disampaikan, kiranya sudah saya penuhi, dan sekaligus memperlancar jalan buat mereka yang ingin meneruskan atau memulai dari pertama  ke  arah yang lebih sempurna.

Kebesarannya
 Sekiranya usaha saya ini terhenti hanya pada sejarah hidup Abu  Bakr saja, rasanya itu pun sudah cukup memadai dan dengan itu hati  saya merasa senang juga. Untuk meyakinkan, cukup kiranya kita  mengikuti apa yang terjadi pada masa Khalifah pertama itu. Apa  yang  diceritakan oleh para ahli sejarah mengenai kejadian-kejadian  masa itu, dengan segala kebcsaran jiwanya yang kita lihat, sungguh  mengejutkan kita, bahkan mengagumkan sekali, atau lebih dari itu,  menimbulkan rasa hormat. Malah saya khawatir kalau sampai hal itu  dapat menjurus pada pemujaan. Kita memang tidak melihat jelas-jclas  pcngertian scmacam itu dalam buku-buku lama mana pun. Tetapi jalannya segala peristiwa dalam sumbcr-sumber itu, kalaupun tidak  sampai menerjemahkannya bulat-bulat, setidak-tidaknya sudah  memperlihatkan semua kcnyataan itu dengan jelas sekali.

Laki-laki yang begitu rendah hati itu, begitu mudah tcrharu,  begitu halus perasaannya, bergaul dengan ofang-orang papa, dengan  mereka yang lemah dalam dirinya terpendam suatu kekuatan yang  dahsyat sekali. Dengan kemampuan yang luar biasa dalam membina  tokoh-tokoh serta dalam menampilkan posisi dan bakat mereka, ia tak  kenal ragu, pantang mundur. Ia mendorong mereka terjun ke dalam  lapangan yang bcrmanfaat untuk kepentingan umum, menyalurkan  segala kekuatan dengan kemampuan yang telah dikaruniakan Allah kepada mereka.

Di manakah terpendamnya sifat genius dalam diri Abu Bakr itu  selama masa Rasulullah dulu?
 Kembali ingatan saya pada sejarah Abu Bakr sebelum menjadi  Khalifah. Bila saya tampilkan kembali peranannya di samping  Rasulullah, maka tampak ia dengan keagungannya itu dalam warna  baru sebagai lingkaran cahaya kebesaran yang seimbang ketika ia  berada di samping kebesaran dan keagungan Rasulullah. Tetapi semua itu baru tampak jelas di depan mata saya tatkala saya bandingkan dengan  sahabat-sahabat Rasulullah yang lain serta pengikut-pengikutnya dari  kalangan Muslimin. Betapa pula peranan mereka itu di sisi  kebesaran  dan keagungannya dengan peranannya pada masa  risalah,  dan ketika orang-orang Kuraisy begitu hebat memusuhi dan  mengganggu Rasulullah, ketika tcrjadi peristiwa Isra, kemudian waktu hijrah, lalu dalam mcnghadapi intrikintrik orang-orang Yahudi di  Yasrib (Medinah)?!

Peristiwa-peristiwa itu saja rasanya cukup sudah untuk dijadikan dasar penulisan sejarah hidupnya, untuk dicatatkan namanya dalam  sebuah catatan yang abadi. Sungguhpun begitu, kebesaran Abu Bakr adalah kebesaran yang tanpa suara, kebesaran yang tak mau berbicara tentang dirinya, sebab, itu  adalah  kebesaran jiwa,  kebesaran  iman  yang  sungguh-sungguh kepada Allah dan kepada wahyu yang disampaikan kepada. Rasulullah Sallallahu  'alaihi wasallam.

Pandangan yang jauh dan tepat
 Kemudian apa lagi! Kemudian jalamrya peristiwa demi peristiwa pada masa Abu Bakr itu sudah menjadi saksi pula buat dia akan  pendapatnya yang tepat serta pandangannya yang jauh. Ketika terpikir  akan memasuki Persia dan Rumawi, setelah merasa lega melihat  keadaan kaum Muslimin sudah lepas dari Perang Riddah di kawasan  Arab, ia melihat prinsip persamaan dalam ajaran Islam itu sebagai  kekuatan baru yang tak akan dapat dilawan baik oleh Persia maupun  oleh Rumawi. Prinsip ini tentu akan menarik hati semua orang dalam  kedua imperium itu, yang selama ini berjalan atas dasar kekuasaan pribadi atau menurut sistem raja-raja kecil dan atas  perbedaan-perbedaan kelas. Betapapun besarnya  persediaan  dan  perlengkapan  manusia  dan  kekuatan  pada kedua imperium itu,  namun  konsep persamaan dan keadilan akan lebih kuat dari segala  kekuatan. Kedaulatan yang bcrlaku, yang didasarkan atas konsep ini,  dengan asas keadilan, akan lebih menarik hati rakyat. Meskipun antara  dia dengan sementara sahabat-sahabat terkemuka ada perbedaan  pcndapat, tetapi tidak sampai menghalangi maksudnya hendak menyerbu  Irak dan Syam.1 (1 Meliputi Suria, Libanon, Palestina dan Yordania sekarang. Pnj.)  Perintah untuk menyerbu itu dikeluarkan dengan keyakinan bahwa Allah akan memberikan bantuan dan pertolongan selalu. Oleh karena itu ia berpesan kepada sctiap pimpinan pasukan agar tetap berpegang teguh pada prinsip persamaan dan  keadilan dan jangan menyimpang sedikit pun.

Dari celah-celah peristiwa yang telah diungkapkan oleh para ahli sejarah dahulu itu perangai demikian ini tampak jelas sekali,  walaupun pemerintahan Abu Bakr itu waktunya sangat pendek.  Ditambah lagi dengan apa yang ditulis oleh kalangan Orientalis,  tampak lcbih jelas lagi, seperti beberapa ulasan yang dapat kita baca  dalam buku-buku mereka serta usahanya hendak menafsirkan beberapa peristiwa itu. Perangai inilah, yang dalam waktu begitu pendek itu ia memikul tanggung jawab Muslimin, patut mendapat catatan tersendiri, dengan jati dirinya serta pembentukan pribadinya yang dapat dilukiskan  secara lebih khas dan lengkap.

Ciri khas masa Abu Bakr
 Memang saya sederhanakan tatkala saya sebutkan bahwa masa  (periode) pemerintahan Abu Bakr punya jati diri dan bentuknya  sendiri yang sempurna, yaitu dalam hubungannya dengan masa  Rasulullah sebelum itu dan dengan masa Umar sesudahnya, yang  ditandai dengan suatu ciri khas. Masa Rasulullah adalah masa wahyu  dari Allah. Allah telah menyempurnakan agama itu untuk umat  manusia, telah mclengkapinya dengan karunia-Nya dan dengan Islam  sebagai agama yang dipilihkan-Nya untuk mereka. Sedang masa Umar ialah masa pembentukan hukum yang dasardasarnya sudah ditertibkan dengan kedaulatan yang sudah mulai berjalan lancar. Sebaliknya masa Abu Bakr adalah masa pcralihan yang sungguh sulit dan rumit, yang bcrtalian dengan kedua masa itu;  namun berbeda dengan kedua masa itu. Bahkan berbeda dari setiap  masa  yang pernah dikcnal orang dalam sejarah hukum dan ketertibannya  serta dalam sejarah agama-agama dan penyebarannya.

Mengatasi kesulitan
 Dalam masa transisi yang sangat kritis ini Abu Bakr dihadapkan pada kesulitan-kcsulitan yang begitu besar sehingga pada saat-saat  permulaan itu timbul kekhawatiran yang dirasakan oleh seluruh umat Muslimin.
 Setelah semua itu dapat diatasi berkat kekuatan imannya, dan  untuk waktu berikutnya Allah telah memberikan sukses dan  kemenangan, datang Umar memegang tampuk pimpinan umat Islam. Ia memimpin mereka dengan berpegang pada keadilan yang sangat ketat  serta memperkuat pemerintahannya sehingga negara-negara lain tunduk  setia kepada kekuasaannya.

Memang, telah timbul kekhawatiran di kalangan umat melihat  kesulitan yang dihadapi Abu Bakr itu. Sebabnya ialah wilayah Arab  yang pada masa Rasulullah sudah tuntas kesatuannya, tiba-tiba jadi  goncang begitu RasuluUah wafat. Bahkan gejala-gejala kegoncangan  itu  memang sudah mulai mengancam sebelum RasuluUah berpulang. Musailimah bin Habib di Yamamah mendakwakan diri nabi dan mengirim delegasi kepada Nabi di Medinah dengan menyatakan  bahwa Musailimah juga nabi seperti Muhammad dan bahwa "Bumi ini  separuh buat kami dan separuh buat Kuraisy; tetapi Kuraisy adalah  golongan yang tidak suka berlaku adil." Juga Aswad Ansi di Yaman  mendakwakan diri nabi dan tukang sihir, mengajak orang dengan  sembunyi-sembunyi. Setelah merasa dirinya kuat ia pergi ke dacrah  selatan lalu mengusir wakil-wakil Muhammad, lalu terus ke Najran. Ia  hendak menyebarkan pengaruhnya di kawasan ini. Muhammad  mengutus orang kepada wakilnya di Yaman dengan perintah supaya  mengepung Aswad atau membunuhnya. Soalnya karena orang Arab  yang sudah beriman dengan ajaran tauhid dan sudah meninggalkan  penyembahan berhala, tak pernah membayangkan bahwa kesatuan  agama  mereka telah disusul oleh kesatuan politik. Malah banyak di  antara mereka yang masih rindu ingin kembali kepada kepercayaan  lamanya. Itu sebabnya, begitu mereka mendengar RasuluUah wafat mereka menjadi murtad, dan banyak di antara kabilah itu yang menyatakan tidak lagi tunduk pada kekuasaan Medinah. Mereka menganggap  membayar zakat itu sama dengan keharusan pajak. Oleh karena itu  mereka menolak.

Pemberontakan dan Perang Riddah
 Seperti jilatan api, cepat sekali pemberontakan itu menjalar ke seluruh jazirah Arab begitu RasuluUah wafat. Berita pemberontakan ini sampai juga kepada penduduk Medinah, kepada mereka yang berada  di sekeliling Abu Bakr setelah mereka mcmbaiatnya. Mereka sangat  terkejut. Berselisih pendapat mereka apa yang hams diperbuat. Satu  golongan berpendapat, termasuk Umar bin Khattab, untuk tidak mcnindak mereka yang menolak membayar zakat selama mereka tetap  mcngakui, bahwa tak ada tuhan selain Allah dan Muhammad  RasuluUah. Dengan begitu barangkali mereka menghendaki agar tidak  banyak musuh yang akan dapat mengalahkan mereka. Allah tidak  memberikan janji kemenangan kepada mereka seperti yang diberikan  kepada RasuluUah. Juga vvahyu sudah tidak diturunkan kepada siapa  pun lagi setelah Nabi dan Rasul penutup itu berpulang ke rahmatullah.  Tetapi Abu Bakr tetap bersikeras, mereka yang menolak merabayar zakat dan murtad dari  agamanya harus diperangi. Dan itulah Perang Riddah1 (1  Riddah sebuah istilah dalam sejarah Islam, dari akar kata radda, irtadda, "bcrbalik ke bclakang", dalam istilah fikih "meninggalkan keyakinan, agama dsb." (Bd. Qur'an 3. 86-91; 16. 106 sqq). Orang yang melakukannya disebut murtadd seperti yang  dikcnal dalam bahasa Indonesia. Perang riddah berarti perang melawan kaum murtad.' —Pnj.) yang telah  menelan waktu sctahun lebih.

 Perang Riddah itu tidak hanya melibatkan ratusan orang dari pasukan Khalifah dan ratusan lagi dari pihak lawan, bahkan di antaranya  sampai puluhan ribu dari masing-masing pihak yang terlibat langsung  dalam pertempuran yang cukup scngit itu. Ratusan, bahkan ribuan di  antara kedua belah pihak terbunuh. Pengaruhnya dalam sejarah Islam  cukup menentukan. Andaikata Abu Bakr ketika itu tunduk pada pihak  yang tidak menyetujui perang, sebagai akibatnya niscaya kekacauan  akan lebih meluas ke seluruh kawasan Arab, dan kedaulatan Islam  tentu tidak akan ada. Juga jika pasukan Abu Bakr bukan pihak yang  menang dalam perang itu, niscaya akibatnya akan lebih parah lagi.  Jalannya sejarah dunia pun akan sangat berlainan.

 Oleh karena itu, tidaklah berlebihan ketika orang mengatakan, bahwa dcngan posisinya dalam menghadapi pihak Arab yang murtad discrtai kemenangannya dalam menghadapi mereka itu, Abu Bakr telah mengubah arah sejarah dunia. Tangan Tuhan jugalah yang telah  melahirkan kebudayaan umat manusia itu dalam bentuknya yang baru.

Pengaruh kemenangan Perang Riddah
 Kalau tidak karena kemenangan Abu Bakr dalam Perang Riddah, penyerbuan ke Irak dan ke Syam tentu tidak akan dimulai, dan pasukan Muslimin pun tak akan berangkat dengan kemenangan  memasuki kedua imperium besar itu, Rumawi dan Persia, untuk kemudian digantikan oleh kedaulatan Islam di atas puing itu juga!  Kebudayaan Islam telah menggantikan kedua pola kebudayaan itu.  Lagi, kalau tidak karena Perang Riddah, dengan gugurnya  sahabat-sahabat sebagai syahid yang memastikan kemenangan itu,  niscaya tidak akan ccpat-cepat Umar menyarankan kepada Abu Bakr  agar Qur'an segera dikumpulkan. Karena pengumpulan inilah pula  yang  menyebabkan adanya penyatuan bacaan menurut dialek Mudar pada masa Usman. Dengan demikian, Qur'an adalah dasar yang kukuh  dalam menegakkan kebenaran, merupakan tonggak yang tak  tergoyahkan bagi kebudayaan Islam. Selanjutnya, kalau tidak karena  kemenangan yang diberikan Allah kepada kaum Muslimin dalam Perang Riddah itu, jangan-jangan Abu Bakr belum dapat menyusun suatu sistem pemerintahan di Medinah, yang di atas sendi itu pula kemudian Umar menggunakan asas musyawarah. Polanya keadilan dan kasih sayang, intinya kebajikan dan ketakwaan.

 Inilah peristiwa-peristiwa agung yang telah dapat diselesaikan  dalam vvaktu singkat, tak sampai dua puluh tujuh bulan. Barangkali  karena waktu yang sesingkat itu pula yang menyebabkan sebagian  orang  sampai merentang jarak begitu panjang hingga pada masa  Umar,  dengan anggapan bahwa jika hanya dalam beberapa bulan  saja tidak akan cukup waktu orang melakukan pekerjaan-pekerjaan  besar yang sampai mengubah jalannya sejarah dunia itu.
 Kalau saja mereka ingat, bahwa beberapa revolusi yang telah  membawa umat manusia dari suatu kcadaan kepada keadaan yang  lain  selesai dalam waktu seperti itu, dan bahwa hukum alam sedikit  demi scdikit tunduk pada prinsip-prinsip revolusi untuk meningkatkan  umat manusia mencapai kesempurnaannya, tidaklah akan cepat-cepat  mereka beralih dari masa revolusi rohani seperti yang dicetuskan olch  Rasulullah ke seluruh dunia itu, ke kedaulatan Islam yang sudah  tersebar ke scgenap penjuru dunia dan sudah juga menganut revolusi  itu.  Mereka tidak akan lama-lama berhcnti hanya sampai di situ, ketika  orang-orang Arab itu mencoba hendak mengadakan pcrlawanan  sebagai  reaksi atas ajaran yang dibawa oleh Muhammad. Hal ini  sudah  menjadi bawaan manusia di mana dan kapan pun tatkala  mereka  hendak melawan setiap prinsip baru. Mereka mencoba  memadamkannya, tetapi Allah akan tetap menyempurnakan cahayanya walaupun orang-orang kafir tidak menyukainya.

Hubungan  kebesarannya  sebagai Khalifah  dengan   kebesarannya sebagai Sahabat


Sumber: 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TAPANULI NADEGES BLOGNYA ORANG TAPANULI

Masyarakat Tapanuli juga bisa berperan dalam mengirimkan berita tentang tapanuli, baik itu budaya, adat istiadat, peristiwa alam, perjalanan, maupun karya seni seperti photo video, cerpen dll. dapat dikirimkan ke email: tapanulinadeges@gmail.com http://tapanulinadeges.blogspot.com/2013/11/mari-kirimkan-karyamu-ke-tapanuli.html

Tapanuli Tanah yang kaya dan masyarakatnya beradat
Assalamualaikumwarahmatullahiwabarakatuh