Candi Bahal II
Candi Bahal, Biaro Bahal, atau Candi Portibi adalah kompleks
candi Buddha aliran Vajrayana yang terletak di Desa Bahal, Kecamatan Padang
Bolak, Portibi, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, yaitu sekitar 3 jam
perjalanan dari Padangsidempuan (bisa menaiki angkutan umum taksi ongkos Rp
10.000 sampai ke simpang candi bahal, dari simpang candi bahal menuju ke candi
bahal I berkisar 800 meter, bahal I ke bahal II berjarak -+ 300 meter, bahal II
ke Bahal III berjarak -+ 300 meter, namun tidak ada angkutan umum dari simpang
candi menuju candi bahal) atau berjarak sekitar 400 km dari Kota Medan. Candi
ini terbuat dari bahan bata merah dan diduga berasal dari sekitar abad ke-11
dan dikaitkan dengan Kerajaan Pannai, salah satu pelabuhan di pesisir Selat
Malaka yang ditaklukan dan menjadi bagian dari mandala Sriwijaya.
Candi ini diberi nama berdasarkan nama desa tempat bangunan
ini berdiri. Selain itu nama Portibi dalam bahasa Batak berarti 'dunia' atau
'bumi' istilah serapan yang berasal dari bahasa sansekerta: Pertiwi (dewi Bumi).
Arsitektur bangunan candi ini hampir serupa dengan Candi
Jabung yang ada Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
Candi ini merupakan kompleks candi (dalam istilah setempat
disebut biaro) yang terluas di
provinsi Sumatera Utara, karena arealnya
melingkupi kompleks Candi Bahal I, Bahal II dan Bahal III. Seluruh bangunan di
ketiga kompleks candi dibuat dari bata merah, kecuali arca-arcanya yang terbuat
dari batu keras. Masing-masing kompleks candi dikelilingi oleh pagar setinggi
dan setebal sekitar 1 m yang juga terbuat dari susunan bata merah. Di sisi
timur terdapat gerbang yang menjorok keluar dan di kanan-kirinya diapit oleh
dinding setinggi sekitar 60 cm. Di setiap kompleks candi terdapat bangunan
utama yang terletak di tengah halaman dengan pintu masuk tepat menghadap ke
gerbang. Berikut adalah deskripsi kompleks candi ini.
Bahal II
Candi Bahal II terletak sekitar 100 meter dari jalan dan
sekitar 300 meter dari Candi Bahal I. Pelataran Candi Bahal II sama luasnya
dengan pelataran Candi Bahal I dan juga dikelilingi pagar bata, akan tetapi
ukuran bangunan utamanya lebih kecil dari bangunan utama Candi Bahal I. Pada
pertengahan sisi timur, dinding halaman melebar, membentuk lantai yang menjorok
sekitar 4 m ke arah luar halaman candi. Dinding setinggi sekitar 70 cm mengapit
sisi kanan dan kiri lantai tersebut sampai ke batas tangga yang terdapat sisi
timur.
Bangunan utama Candi Bahal II terdiri atas susunan tatakan,
kaki, tubuh dan atap candi. Tatakan candi berdenah dasar bujur sangkar seluas
sekitar 6 meter persegi dan setinggi sekitar 1 meter. Di depan pangkal tangga
bangunan utama terdapat sepasang kepala makara dengan mulut terbuka. Di atas
tatakan berdiri kaki candi setinggi 75 cm, dengan denah dasar berbentuk bujur
sangkar seluas 5 meter persegi. Selisih luas tatakan dan kaki candi membentuk
selasar mengelilingi kaki candi.
Dalam tubuh Candi Bahal II juga terdapat ruangan kosong
berukuran sekitar 3 meter persegi, dikelilingi dinding setebal sekitar 1 meter.
Pintu masuk selebar sekitar 120 x 250 cm menghadap ke timur tanpa pahatan
hiasan apapun pada bingkainya. Dinding tatakan, kaki dan tubuh candi juga polos
tanpa hiasan pahatan. Atap Candi Bahal II berbentuk limas dengan puncak persegi
empat.
Para peneliti mengungkapkan bahwa candi di desa Bahal ini
adalah tiga di antara 26 runtuhan candi yang tersebar seluas 1.500 km² di situs
percandian Padanglawas, yang berarti candi-candi yang terletak di padang luas
yang mencakup, di antaranya:
Candi Barumun
Candi Singkilon
Candi Aloban
Candi Rondaman Dolok
Candi Bara
Candi Magaledang
Candi Sitopayan
Candi Nagasaribu.
Kemungkinan, persawahan dan perkampungan di sekitar
candi-candi tersebut tadinya merupakan padang yang sangat luas. Dari sekian
banyak candi Padanglawas hanya Candi Bahal yang sudah selesai dipugar, Candi
Sipamutung dan Candi Pulo sedang dalam proses renovasi, sedangkan candi lainnya
masih berupa reruntuhannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar