Bismillahirrohmanirrohim

Assalamualaikumwarahmatullahiwabarakatuh

Sabtu, 30 Maret 2013

Dalihan Natolu sebagai system kekerabatan orang batak ternyata mempunyai nilai yang tidak kalah dengan system lain yang sangat populer saat ini, yaitu Demokrasi

. “Dalihan
Natolu” ini melambangkan sikap hidup orang
batak dalam bermasyarakat. Sistem
kekerabatan orang Batak menempatkan posisi
seseorang secara pasti sejak dilahirkan hingga
meninggal dalam 3 posisi yang disebut
DALIHAN NA TOLU (bahasa Toba) atau TOLU
SAHUNDULAN (bahasa Simalungun). Dalihan
dapat diterjemahkan sebagai “tungku” dan
“sahundulan” sebagai “posisi duduk”.
Keduanya mengandung arti yang sama, ‘3
POSISI PENTING’ dalam kekerabatan orang
Batak yang terdiri dari :
1. HULA HULA atau TONDONG, yaitu
kelompok orang orang yang posisinya “di
atas”, yaitu keluarga marga pihak istri.
Relasinya disebut SOMBA SOMBA
MARHULA HULA yang berarti harus
hormat kepada keluarga pihak istri.
“Hula-Hula” adalah Orang tua dari
wanita yang dinikahi oleh seorang pria,
namun hula-hula ini dapat diartikan
secara luas. Semua saudara dari pihak
wanita yang dinikahi oleh seorang pria
dapat disebut hula-hula. Marsomba tu
hula-hula artinya seorang pria harus
menghormati keluarga pihak istrinya.
Dasar utama dari filosofi ini adalah
bahwa dari fihak marga istri lah
seseorang memperoleh “berkat” yang
sangat didominasi oleh peran seorang
istri dalam keluarga. Berkat hagabeon
berupa garis keturunan, hamoraon
karena kemampuan dan kemauan istri
dalam mengelola keuangan bahkan tidak
jarang lebih ulet dari suaminya, dan
dalam hasangapon pun peran itu tidak
kurang pentingnya. Somba marhulal-hula
supaya dapat berkat.
2. BORU, yaitu kelompok orang orang yang
posisinya “di bawah”, yaitu saudara
perempuan kita dan pihak marga
suaminya, keluarga perempuan pihak
ayah. Boru adalah anak perempuan dari
suatu marga, misalnya boru Hombing
adalah anak perempuan dari marga
Sihombing. Prinsip hubungan nya adalah
ELEK MARBORU artinya harus dapat
merangkul boru/sabar dan tanggap.
Dalam kesehariannya, Boru bertugas
untuk mendukung/membantu bahkan
merupakan tangan kanan dari Hula-hula
dalam melakukan suatu kegiatan. Sangat
diingat oleh filosofi ELEK MARBORU,
bahwa kedudukan “di bawah” tidak
merupakan garis komando, tetapi harus
dengan merangkul mengambil hati dari
Boru - nya
3. DONGAN TUBU atau SANINA, yaitu
kelompok orang-orang yang posisinya
“sejajar”, yaitu: teman/saudara
semarga .Prinsip Hubungannya adalah
MANAT MARDONGAN TUBU, artinya
HATI-HATI menjaga persaudaraan agar
terhindar dari perseteruan.
Dalihan Na Tolu ini menjadi pedoman hidup
orang Batak dalam kehidupan
bermasyarakat.Dalihan Na Tolu bukanlah
kasta karena setiap orang Batak memiliki
ketiga posisi tersebut; ada saatnya menjadi
Hula hula/Tondong, ada saatnya menempati
posisi Dongan Tubu/Sanina dan ada saatnya
menjadi BORU. Dengan Dalihan Na Tolu, adat
Batak tidak memandang posisi seseorang
berdasarkan pangkat, harta atau status
seseorang. Dalam sebuah acara adat, seorang
Gubernur harus siap bekerja mencuci piring
atau memasak untuk melayani keluarga pihak
istri yang kebetulan seorang Camat. Itulah
realitas kehidupan orang Batak yang
sesungguhnya. Lebih tepat dikatakan bahwa
Dalihan Na Tolu merupakan SISTEM
DEMOKRASI Orang Batak karena
sesungguhnya mengandung nilai nilai yang
universal.
Namun ada beberapa hal negatif dari budaya
batak yang harus kita tinggalkan, misalnya
budaya banyak bicara sedikit bekerja. Memang
orang batak terkenal pintar berbicara. Hal ini
terlihat dari banyaknya pengacara-pengacara
batak yang sukses. Akan tetapi kepintaran
berbicara ini sering disalahgunakan untuk
membolak-balikan fakta. Yang hitam bisa jadi
putih dan yang putih bisa jadi hitam ditangan
pengacara batak (walaupun tidak semua). Hal
lain yang negatif adalah budaya “HoTeL”.
HoTeL adalah singkatan dari: Hosom yang
artinya dendam. Konon orang batak suka
mendendam sesama saudara. Teal yang
artinya sombong, yang dapat terlihat dari cara
bicara, sikap hidup, dll. Late yang artinya Iri
Hati. Apakah HoTeL ini hanya ada pada orang
Batak saja? Kita sebagai generasi muda harus
dapat mempertahankan budaya yang positif
dan meninggalkan yang negatif.
dikutip dari berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TAPANULI NADEGES BLOGNYA ORANG TAPANULI

Masyarakat Tapanuli juga bisa berperan dalam mengirimkan berita tentang tapanuli, baik itu budaya, adat istiadat, peristiwa alam, perjalanan, maupun karya seni seperti photo video, cerpen dll. dapat dikirimkan ke email: tapanulinadeges@gmail.com http://tapanulinadeges.blogspot.com/2013/11/mari-kirimkan-karyamu-ke-tapanuli.html

Tapanuli Tanah yang kaya dan masyarakatnya beradat
Assalamualaikumwarahmatullahiwabarakatuh