Bismillahirrohmanirrohim

Assalamualaikumwarahmatullahiwabarakatuh

Sabtu, 30 Maret 2013

Humor Daerah Sumatra

Humor Daerah Sumatra
Category: Humor Batak
Tidak bermaksud untuk menghina satu suku
tertentu...just joke..Horas...
Pada jaman dahulu kala, hiduplah serorang
pendekar wanita, Butet namanya. Sebelum
lulus dari Pandapotan silat, ia harus menempuh
ujian Nasution. Agar bisa berkonsentrasi, dia
memutuskan untuk menyepi ke gunung dan
berlatih.
Saat di perjalanan, Butet merasa lapar
sehingga memutuskan untuk mampir di
Pasaribu setempat.
Beberapa pemuda tanggung yang lagi nonton
sabung ayam sambil Toruan, langsung
Hutasoit-soit melihat Butet yang seksi dan
Hotma itu. Tapi Butet tidak peduli, dia jalan
Sitorus memasuki rumah makan tanpa
menanggapi, meskipun sebagai perempuan
yang ramah tapi ia tak gampang Hutagaol
dengan sembarang orang.
Naibaho ikan gurame yang dibakar Sitanggang
dengan Batubara membutanya semakin
berselera. Apalagi diberi sambal terasi dan
Nababan yang hijau segar. Setelah mengisi
perut, Butet melanjutkan perjalanan. Ternyata
jalan ke sana berbukit-bukit. Kadang
Nainggolan, kadang Manurung. Di tepi jalan
dilihatnya banyak Pohan, kebanyakan Pohan
Tanjung. Beberapa diantaranya ada yang
Simatupang diterjang badai semalam.
Begitu sampai di atas gunung, Butet berujar
"Wow, Siregar sekali hawanya"
katanya, berbeda dengan kampungnya yang
Pangabean. Hembusan Perangin-angin pun
sepoi-sepoi menyejukkan, sambil diiringi Riama
musik dari mulutnya. Sejauh Simarmata
memandang warna hijau semuanya.
Tidak ada tanah yang Girsang, semuanya
Singarimbun. Tampak di seberang, lautan ikan
Lumban-lumban. Terbawa suasana, mulanya
Butet ingin berenang. Tetapi yang
diketemukannya hanyalah bekas kolam Siringo-
ringo yang akan di Hutahuruk dengan
Tambunan tanah. Akhirnya dia memutuskan
untuk berjalan-jalan di pinggir hutan saja, yang
suasananya asri, meskipun nggak ada Tiurma
memlambai kayak di pantai.
Sedang asik-asiknya memnikmati keindahan
alam, tiba-tiba dia dikejutkan oleh ular yang
sangat besar. "Sinaga!" teriaknya ketakutan
sambil lari Sitanggang-langgang. Celakanya,
dia malah terpeleset dari Tobing sehingga
bibirnya Sihombing. Karuan Butet menangis
Marpaung-paung lantaran kesakitan. Tetapi dia
lantas ingat, bahwa sebagai pendekar pantang
untuk menangis. Dia harus Togar. Maka, dengan
menguat-nguatkan diri, dia pergi ke tabib
setempat untuk melakukan pengobatan.
Tabib tergopohg-gopoh Simangunsong di pintu
untuk menolongnya. Tabib bilang, bibirnya
harus di-Panjaitan.
"Hm, biayanya Pangaribuan" kata sang tabib
setelah memeriksa sejenak.
"itu terlalu mahal. Bagaimana kalau Napitupulu
saja?" tawar si Butet.
"Napitupulu terlalu murah. Pandapotan saya
kan kecil".
"Jangan begitulah. Masa' tidak Siahaan melihat
bibir saya Sihombing begini? Apa saya mesti
Sihotang, bayar belakangan? Nggak mau kan?"
"Baiklah, tapi pakai jarum Sitompul saja" sahut
sang mantri agak kesel. "Cepatlah! Aku sudah
hampir Munthe. Saragih sedikit nggak apa-
apalah".
Malamnya, ketika sedang asik-asiknya berlatih
sambil makan kue Lubis kegemarannya, sayup-
sayup dia mendengar lolongan Rajagukguk. Dia
Bonar-bonar ketakutan. Apalagi ketika
mendengar suara disemak-semak tiba-tiba
berbunyi "Poltak!" keras sekali.
"Ada Sitomorang?" tanya Butet sambil
memegang tongkat seperti stik Gultom erat-
erat untuk menghadapi Sagala kemungkinan
Terdengar suara pelan, "Situmeang". "Sialan,
cuma kucing." desahnya lega. Padahal dia
sudah sempat berpikir yang Silaen-laen. Selesai
berlatih, Butet pun istirahat. Terkenang dia
akan kisah orang tentang Hutabarat di bawah
Tobing pada jaman dulu dimana ada Simamora,
gajah Purba yang berbulu lebat. Keesok harinya,
Butet kembali ke Pandapotan silatnya. Di depan
ruangan ujian dia membaca tulisan: "Harahap
tenang! Ada ujian.
"Wah telat, emang udah jam Silaban sih". Maka
Siboru-boru dia masuk ke ruangan sambil
bernyanyi-nyanyi. Di-Tigor-lah dia sama
gurunya "Butet, kau jangan ribut!, bikin kacau
konsentrasi temanmu!"
Butet, tanpa Malau-malau langsung Sijabat
tangan gurunya, "Nggak Pakpahan guru, sekali-
sekali?!"
Akhirnya, luluslah Butet dan menjadi orang
yang disegani karena mengikuti wejengan guru
Pandapotan silatnya untuk selalu,
"Simanjuntak gentar, Sinambela yang benar!"
Sent by: e-ketawa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TAPANULI NADEGES BLOGNYA ORANG TAPANULI

Masyarakat Tapanuli juga bisa berperan dalam mengirimkan berita tentang tapanuli, baik itu budaya, adat istiadat, peristiwa alam, perjalanan, maupun karya seni seperti photo video, cerpen dll. dapat dikirimkan ke email: tapanulinadeges@gmail.com http://tapanulinadeges.blogspot.com/2013/11/mari-kirimkan-karyamu-ke-tapanuli.html

Tapanuli Tanah yang kaya dan masyarakatnya beradat
Assalamualaikumwarahmatullahiwabarakatuh