Harimau adalah binatang yang amat dihormati
bagi masyarakat Tapanuli. Bahkan di desa-
desa yang dekat dengan hutan, biasanya
orang takut menyebut kata harimau. Orang
sering mengatakan dengan sebutan
“Ompungi”, yang artinya kakek atau buyut.
Kata nenek moyang batak Mandailing, jika kita
berani mengatakan kata harimau walaupun
sedang bercerita, itu sama dengan
mengundang ompungi ke kampung kita. Tapi
nenek moyang Mandailing mengakui bahwa
harimau ini cukup beradat. Dia tak akan
mengganggu orang yang tak adasalahnya. Dan
telah banyak orang yang bercerita, bila ia
ketemu dengan harimau. Kita lebih baik diam
dari pada lari. Karena jika kita berlari, dia akan
beranggapan kita punya salah. Tapi kalau kita
diam dengan memandangi wajahnya. Kita
usahakan agar kening kita terbuka waktu
berhadapan dengannya. Dia akan pergi pada
akhirnya. Dia tak akan mengganggu. Apalagi
kata nenek moyang Mandailing, ada dikening
manusia, tulisan tuhan yang harimau tak
sanggup menatapnya dengan lama. Karena itu
ia akan pergi. Dan adatharimau ini, nampak
juga ketika musim durian di tanah Mandailing.
Jika kita sedang menjaga durian di malam hari.
Menjaga dengan maksud agar kita
mengumpulkan durian yang runtuh di malam
hari. Sebaiknya kita jangan mengambil semua
hasilnya. Kita meninggalkan sebagian untuk
harimau. Kalau tidak, dìa nantinya akan
mengaum dari balik rimba. Tapi demikian juga
sebaliknya. Bila harimau ini yang sampai
duluan ke tempat harimau yang runtuh.
Diapun tak akan mengambil semua. Dia akan
meninggalkan bagian kita. Begitulah
beradatnya harimau ini. Dan ada lagi banyak
cerita tentang harimau di Mandailing. Kata
sesepuh Mandailing, jika ada harimau masuk
kampung. Biasanya karena telah ada
seseorang yang berbuat dosa di kampung
tersebut. Contohnya bila telah ada yang
berbuat zina di satu desa. Biasanya harimau
akan berkeliaran di desa itu selama hampir
seminggu. Semua orang yang tinggal di
perkampungan, tahu tentang hal ini. Begitulah
beradatnya harimau di Mandailing, Sumatera
Utara. Tapi seiring meluasnya daerah
perkebunan.Dan maraknya perburuan liar.
Harimau seakan tidak punya tempat lagi.
Mereka sudah hampir punah Cerita cerita
harimau atau ompungi, mulai hilang dari bibir
penduduk mandailing. Yang memperdulikan
cerita cerita ini, hanya di kampung yang amat
terpencil sekarang. Sementara di desa yang
mulai modern, sudah mengabaikan cerita ini.
Tapi sebaiknya cerita ini kita anggap sebagai
cerita budaya di tanah Mandailing. Betul atau
tidak, inilah cerita nenek moyang Mandailing
Indonesia.
Ditulis oleh: Mr. Tanjung panyabungan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar